Tel Aviv, 4 Dzulhijjah 1436/18 September 2015 (MINA) – Myanmar dan Israel kian akrab. Kedua negara bahkan meningkatkan kerjasama keamanan dan hubungan bilateral setelah kepala staf militer Myanmar mengunjungi Israel untuk pertama kali sejak 55 tahun terakhir.
Seperti dilaporkan Haaretz yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jenderal Senior Militer Myanmar Min Aung Hlaing bertemu dengan Presiden Israel Reuven Rivlin, Menteri Pertahanan Moshe Yaalon, dan Kepala staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Dengan didampingi delegasi militer senior lainnya, Hlaing mengunjungi sejumlah industri militer Israel, termasuk Dirgantara Industri Israel, Elbit Systems, Elta, pangkalan Angkatan Udara (AU) di Palmahim, pangkalan Angkatan Laut (AL) di Asdod, dan Divisi Gaza.
Di pangakalan AL, Hlaing mengatakan telah menaiki dan mencoba sebuah perahu patroli Super Dvora 3. “Perahu ini merupakan jenis yang sama dengan kapal kecepatan tinggi penjaga pantai yang dipesan AL Myanmar dari Israel,” katanya.
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
Myanmar dan Israel sangat dekat karena hubungan diplomatik kedua negara sudah terjalin sejak 1955. Kunjungan Hlaing menuju Israel dinilai akan membuka babak baru hubungan kedua negara di beberapa sektor.
Saat ini, Myanmar masih terkena sanksi embargo dari Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) sejak militer menduduki kursi pemerintahan. UE menolak mengekspor senjata ke Myanmar. Kini, gudang militer Myanmar dilaporkan banyak dipasok dari Israel.
Pemerintah Myanmar yang dikuasai junta militer sempat mengundang kritik dari beberapa negara Asia. Sebab, Myanmar tidak mau mengakui keberadaan Muslim Rohingya. Ribuan orang Rohingya terpaksa mengarungi lautan untuk mencari harapan baru di negara tetangga. (T/P002/R05)
Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)