Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diet Seimbangkan Asam-Basa (pH) Tubuh Ala Rasulullah

Rana Setiawan - Jumat, 23 Maret 2018 - 00:11 WIB

Jumat, 23 Maret 2018 - 00:11 WIB

386 Views

“Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.” (QS. ‘Abasa:24)

“Makan dan minumlah dan janganlah berlebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebihan.”(QS. Al-A’raaf: 31)

“Tak ada wadah yang lebih buruk yang dipenuhi oleh seseorang manusia selain perutnya. Dia sebenarnya hanya membutuhkan beberapa suap untuk menopang hidupnya. Karena itu, perut perlu dibagi menjadi tiga bagian; sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, sepertiga untuk udara.” (HR. Tirmidzi, Ibu Majah, Ibnu Hibban, dan Hakim)

Saya sering bertanya , mengapa banyak kaum muslim yang menderita sakit degeneratif seperti; Diabetes, Hipertensi, Jantung koroner, Stroke, Lupus, dan Kanker? Dan penyakit ini banyak menimpa kalangan muda Islam, malah di kalangan ahli agama alias ustad. Bukankah Rasulullah itu tidak pernah sakit, begitu pula para sahabat beliau? Konon, tabib yang ada di saat itu merasa heran jarang menemukan kaum muslim sakit. Setelah diteliti, ternyata penyebab kaum muslim jarang sakit karena mereka mengamalkan pola makan yang diajarkan oleh Rasulullah.

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Makan Tidak Berlebihan

Ini kata kunci untuk sehat . Hampir seluruh penyakit degeratif akibat makan berlebihan. Secara faal, hanya 1/3 bagian yang kita makan hanya betul-betul dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Dari1/3 bagian ini, 2/3 dipakai sebagai bahan bakar, zat pembangun dan zat penggerak fungsi sel. Dan 1/3 lagi disimpan sebagai deposit bahan cadangan jika sewaktu-waktu diperlukan di saat kondsi tubuh betul-betul memerlukannya.

Jika hanya 1/3 bagian yang dibutuhkan, lantas 2/3 lagi ke mana? Tubuh sangat ajaib, mereka selalu mengatasi kondisi yang menimpanya. Begitu juga halnya dengan kelebihan makan. Akan diubah menjadi asam lemak dan disimpan di gudang tubuh yakni sel-sel lemak sebagai triglyserida. Bila gudang-gudang ini telah penuh maka kelebihan lemak ini akan ditimbun di organ dalam tubuh seperti liver, jantung dan saluran cerna. Gudang-gusang ini dapat dilihat di perut, bokong, dagu, dan pipi sebagai gelambir lemak. Yang membuat seseorang nampak gemuk atau obesitas.

Obesitas ini adalah suatu penyakit metabolik yang dengan segala komplikasi ikutannya seperti diabetes,darah tinggi, kolesterol darah yang tinggi, asam urat, dan kanker. Melihat dampak buruk makan berlebih, maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memberi pedoman agar makan jangan berlebih-lebihan. Makanan dengan suapan kecil, dengan tiga jari, untuk mencapai patokan 1/3 makanan, 1/3 air dan 1/3 udara dengan sinyal berhenti makan sebelum kenyang. Ini patokan yang sederhana, hadis yang artinya: “Sesungguhnya termasuk berlebih2an jika kamu memakan segala yang kamu inginkan.” (HR. Ibnu Majah)

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

Mengunyah Makanan

Mengunyah makan penting sekali dan sangat bermanfaat bagi tubuh (baca tulisan saya sebelumnya tentang manfaat mengunyah makanan).

Rasulullah Menganjurkan Makan Buah Sebelum Makan

Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam menganjurkan makan buah terlebih dahulu sebelum makan, hal ini dijelaskan oleh Imam An-nawawi, ketika menjelaskan hadits Abi Al-Haitsam bin Thihan tatkala ia datang kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dan ada Abu Bakar serta Umar. Ia membawa wadah yang berisi kurma basah dan kurma kering, kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berkata:

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

“Makanlah ini (kurma), kemudian mengambil hidangan dan kemudian pergi,“ Imam AN-Nawawi menjelaskan bahwa hadis ini sebagai dalil dianjurkannya mendahulukan makan buah, baru kemudian roti, daging dan makanan pokok lainnya.

Apa manfaat makan buah terlebih dahulu? Dalam perut kosong, buah atau air bertindak sebagai pembilas sisa-sisa makanan yang tidak tercena dengan sempurna di lambung. Selain itu, buah mudah dicerna dengan sempurna dalam waktu tidak terlalu lama, paling lama 30 menit, saat perut kosong dan menghasilkan energi instan yang berkualitas begitu pun dengan nutrisinya seperti enzim, zatbioaktif, vitamin, mineral dan serat yang bagus.

Enzim buah akan membantu pencernaan karena ia memperkaya enzim tubuh sehingga tubuh sehat, demikian pula dengan mineral dan vitamin sebagai kofaktor enzim. Zat bioaktif tidak kalah pentingnya dapat bertindak sebagai anti oksidan, anti kanker dan mendorong regenerasi sel.

Dibanding ketika buah dimakan setelah makan. Pada keadaan ini, buah bercampur aduk dengan makanan berat dan enzim cerna, yang justru buah akan mengalami fermentasi dan pembusukan. Dalam kondisi demikian akan menghasilkan gas dan zat toksin seperti asetal dehid dan aloksan yang berdampak negatif bagi tubuh.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

Keuntungan lainnya, makan buah sebelum makan, membuat kita merasa kenyang sehingga porsi makan menjadi tidak berlebihan. Sebaiknya, makanlah buah yang banyak mengandung air seperti semangka, melon, nanas, jeruk, pir, pepaya, atau anggur. Tidak sulit, Indonesia ini penghasil buah yang berkualitas dan konsumsilah buah sesuai musimnya, untuk menghindari buah yang dikarbit.

Rasulullah Gemar Makan Sayur

Tidak banyak riwayat yang menjelaskan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam suka mengonsumsi sayur. Namun beberapa hadis menyebutkan Rasul menyukai sayur mentimun dan labu. Mentimun dan labu jenis sayuran bersifat dingin dan basa, memberikan asupan gizi dan mudah dicerna di lambung dan usus. Kedua jenis sayur ini dapat menyeimbangkan pH asam dan bagus dikonsumsi bagi penderita penyakit kronis seperti hipertensi dan asam urat.

Khusus untuk diabetes paling cocok mengonsumsi labu. Selain nikmat labu kuning memberi asupan tenaga tetapi tidak memberatkan fungsi pankreas karena tergolong bahan pangan berindeks glikemik rendah. Selain itu, labu memiliki kandungan gizi yang sangat bermanfaat untuk menyehatkan pankreas karena labu mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh sel yang sakit antara lain: Asam Amino, Kalium, Natrium, zat besi, Beta karoten , vitamin C, vitaim E, vitamin K, vitamin B6, dan niasin.

Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?

Zat bioaktif labu berupa Lutein, dapat dilihat dari warna kuning yang dimiliki, amat bermanfaat sebagai antioksidan dan mengatur regenerasi sel pankreas.

Bagi penderita sakit maag, mengonsumsi labu kuning adalah cara yang tepat dan cerdas, karena labu bersifat mengenyangkan dan basa menetralkan asam lambung ke tingkat normal. Labu kuning juga dapat menstimulasi penyembuhan luka lambung. Dan yang paling fenomenal dari buah labu adalah tatkala Nabi Yunus, berada di perut ikan paus dalam keadaan lemah. Ketika dimuntahkan ke darat di tepi laut, kemudian Allah memerintahkan Nabi Yunus mengonsumsi Labu dan seketika itu Nabi Yunus segar. Itulah sebabnya Labu oleh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam disebut juga sebagai buah Nabi Yunus.

Rasulullah Tidak Menggabungkan Dua Makan ber-pH Asam

Rasul menganjurkan agar tidak mengonsumsi makanan sumber protein yang sama seperti ikan dengan daging, ikan bersama telur, susu dengan ikan. Ini sangat tepat sekali karana mengonsumsi protein yang berlebihan akan memberatkan pencernaan dan meningkatkan pH asamtubuh.

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Perlu anda ketahui, lambung hanya khusus mencerna protein, adapun Karbohidrat dan lemak sedikit sekali dicerna di lambung. Oleh karena itu, ketika protein terutama hewani masuk ke lambung maka lambung akan mensekeresikan asam lambung ke tingkat pH: 1,8- 3,5, sebab enzim Pepsin dapat bekerja bila berada pada pH demikian.
Dalam pH ini silet pun dapat luruh. Hasil cerna protein akan menghasilkan urea. Sejatinya, pH asam membuat lambung steril dari mikroba. Namun ada satu mikroba yang dapat bertahan hidup di lambung yakni bakteri Helicobacter Pylori (HP) yang menyebabkan radang lambung.

Tentu anda bertanya? Mengapa bakteri HP ini dapat bertahan hidup di lambung? Bakteri HP mengeluarkan enzim urease, dengan enzim ini bakteri HP akan menghidrolisis urea menjadi Amonia dan C02. Urease pun akan menetralisir asam lambung. Kemudian, asam lambung yang ternetralisir bersama gas amonia membentuk perselubungan (perlidungan) terhadap bakteri HP, sehingga bakteri HP bebas mondok di mukosa lambung dan akibatnya mukosa lambung luka. Bila penanganan luka ini tidak cermat akan berlanjut jadi tukak lambung yang berujung pada kanker lambung.

Mencerna protein hewani bagi tubuh suatu pekerjaan yang berat dan butuh ekstra energi serta dapat membuat lonjakan pH tubuh menjadi asam karena asam amino protein hewani memiliki kandungan asam yang relatif kuat dan akan membuat darah menjadi asam.

Selain itu, sejumlah hormon turut bekerja untuk menyeimbangkan asam amino darah dengan protein jaringan. Hormon Insulin dan Growth hormon akan meningkatkan pembentukan protein jaringan, sementara hormon Glukokortikoid anak ginjal berperan meningkatkan kosentrasi asam amino di dalam darah.

Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat

Hal ini tentu membuat tubuh bekerja esktra dan butuh tenaga ekstra. Saya sering kali menjumpai orang-orang yang mudah sakit dan capek karena terlampau doyan makan protein hewani dan mudah menderita gangguan pencernaan utama gastritis. Mengapa? Karena pH tubuh asam. Akan membuat tubuh kembali ke lingkaran: PH asam -> fermentasi makanan oleh bakteri opotunistik -> toksin -> inflamsi kronik -> penyakit degeneratif -> pH asam.

Oleh sebab itu adalah tepat jika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengajurkan agar tidak mengonsumsi dua macam protein dalam satu piring nasi.

Pola Makan Rasulullah Bukan Vegetarian

Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam adalah model bagi kaum muslim, termasuk di dalam pola makan. Apakah Rasulullah mengonsumsi daging? Ya. Apakah Rasul minum susu? Ya. Namun akhlak Rasul adalah Al-Quran. Sementara di dalam Al-Quran Surat Al-Araf ayat 31 diperintahkan makan dan minum tapi jangan berlebih-lebihan.

Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin

Begitupula dalam adab makan sungguh Rasul uswatuh khasanah suri tauladan yang terbaik. Rasul selalu memilih daging kambing yang muda, jika dimakan empuk dan mudah dicerna. Rasul pun menyukai susu kambing. Di zaman Rasul ternak digembalakan di alam bebas dan bebas dari manipulasi tangan-tangan manusia jahil, yang memberi makan dan menggemukkan hewan ternak, demi memperoleh keuntungan materi tanpa mau tahu akibat mengonsumsi daging dari hewan yang digemukkan dengan hormon dan pangan kimia.

Dan yang mengherankan di zaman now ini orang-orang gemar dan lahap mengonsumsi menu daging demikian secara berlebih-lebihan. Asal bumbu yang lezat pastilah tidak mengapa. Oleh sebab itu, ajaran Rasul boleh makan asal tidak berlebih dan pilih daging yang menurut anda lebih sehat.

Kaum muslimin tidak boleh mengharamkan apa yang telah dihalalkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, silahkan makan hewan ternak sebagai karunia Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Terkecuali hewan yang telah diharamkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Lantas Bagaimana

Baca Juga: Bela Masjid Al-Aqsa Sepanjang Masa

Lantas bagaimana kita menyikapi hal ini dalam menu sehari-hari? Nantikan tulisan berikut, bagaimana menyusun menu untuk mencapai pH tubuh yang seimbang?

Demikianlah ulasan ini, semoga bermanfaat, salam sehat.(AK/R01/RS3)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati

*dr. Suwardi Sukri, Integratif Medicine adalah penulis buku kesehatan dan novel pembangun jiwa. Ia juga sebagai penceramah kesehatan spiritual, narasumber seminar dan trainer kesehatan Integratif Medicine. Pengasuh acara Nikmatnya Hidup Sehat pada Wesal TV juga Kontributor Majalah Luar Biasa.

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Kolom
Tausiyah
Sosok