Laos, 4 Dzulhijjah 1437/6 September 2016 (MINA) – Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, membatalkan rencana pertemuan dengan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, setelah pemimpin negara di Asia Tenggara itu mengumpat Obama dengan kata-kata cabul dan kasar.
Kedua pemimpin sedianya akan menggelar pertemuan bilateral di sela-sela KTT ASEAN di Vientiane, Laos, Selasa (6/9) siang, dan itu akan menjadi jabat tangan pertama antara Obama dan Duterte pascadilantik menjadi orang nomor satu di Filipina.
“Presiden Obama tidak akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Duterte dari Filipina siang ini,” ungkap juru bicara Dewan Keamanan Nasional Ned Price seperti dilansir laman media terkemuka di Fiipina, Inquirer, Selasa (6/9), yang dikutip MINA.
“Sebaliknya, ia akan bertemu dengan Presiden Park (Geun-hye) dari Republik Korea,” tandas Price.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Presiden Duterte (71), yang dikenal keras dan berjuluk ‘sang Penghukum’, menyebut Obama ‘anak pelacur’ dan memperingatkan pemimpin ‘Negeri Paman Sam’ itu untuk tidak membawa-bawa masalah hak asasi manusia.
Pejabat Gedung Putih sebelumnya mengungkapkan, Obama akan mempertanyakan kebijakan Duterte dalam memberantas gembong atau pengedar narkoba di Filipina, termasuk pembunuhan di luar proses hukum atau extra judicial killing.
Sekitar 2.000 tersangka pengedar narkoba tewas dibunuh aparat keamanan dan kelompok milisi sejak Duterte berkuasa Juni lalu, meskipun dunia internasional telah mengecam. Duterte memang telah mengesahkan penembakan di tempat bagi pelaku kriminal obat-obatan.
“Dia (Obama) pikir dia siapa? Saya bukan boneka Amerika. Saya adalah presiden sebuah negara berdaulat dan saya tidak bertanggung jawab selain kepada rakyat Filipina,” tegas Duterte.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
“(Dasar) putang ina (anak pelacur), aku akan mengutukmu di forum itu,” ujar Presiden Duterte kepada para wartawan sebelum terbang ke Laos.
Duterte memperingatkan Obama agar tidak hanya melempar pernyataan dan pertanyaan. “Kau harus menghormati. Jangan hanya melempar pertanyaaan dan pernyataan,” pungkas Duterte.
Ia berkukuh akan tetap menjalankan kebijakan kerasnya untuk membersihkan Filipina dari kejahatan narkoba hingga ke gembong atau pengedar narkotika paling terakhir yang diburu. (T/P022/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu