Kairo, 25 Sya’ban 1434/4 Juli 2013 (MINA) – Meski dikudeta militer, Presiden Mesir Muhammad Mursi memberikan reaksi keras melalui video amatir yang diunggah di Youtube pada Kamis (4/7) bahwa dirinya tetap presiden terpilih Mesir.
Mursi menyampaikan reaksinya tersebut karena pihak militer menutup seluruh saluran televisi nasional Mesir. “Saya tetap presiden terpilih Mesir,” ujar Mursi dalam video tersebut.
Dalam pidato tersebut Mursi juga mengatakan, ia siap melakukan dialog dengan semua kekuatan politik untuk memecahkan persoalan bangsa. Ia juga menyerukan semua pihak termasuk pendukungnya untuk tidak melakukan aksi anarkis dan tetap memelihara keamanan negara.
Sebelumnya, ribuan warga Mesir menuntut Mursi mundur dari jabatannya. Aksi terus berkembang hingga mendapat dukungan militer. Buntutnya, militer pun memberi ultimatum kepada Mursi agar segera mundur.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Kemudian Pemimpin Militer Mesir, Abdel Fattah al-Sisi mengumumkan penggulingan Mursi dari kursi kepresidenan seperti diberitakan oleh AlJazeera. Kemudian militer menunjuk Ketua Mahkamah Konstitusi Mesir Adly Mansour untuk menjadi pemimpin sementara hingga pemilu kembali digelar.
Militer harus Netral
Sementara itu, Koalisi Nasional untuk Legitimasi Mesir mengatakan, panggilan pada semua individu dan lembaga Mesir untuk mematuhi konstitusi dan menghormati proses demokrasi yang terpilih sebagai Presiden Mesir, Muhammad Mursi.
Koalisi Nasional untuk Legitimasi Mesir mencakup Partai Kebebasan dan Keadilan, Ikhwanul Muslimin, Partai Al-Watan, Partai Al-Wasat,dan Al-Jamaa al-Islamiyah, mengadakan konferensi pers di tempat demontrasi pro-Mursi di Rabaa Al-Adaweya, Kairo pada Rabu (3/7) untuk menyatakan dukungan mereka terhadap presiden Mesir yang terpilih, Muhammad Mursi.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Koalisi berulang kali menyerukan militer untuk berdiri dengan janjinya guna melindungi bangsa dan tetap netral secara politik.
“Kami mendengar angkatan bersenjata akan melindungi orang di Tahrir, tapi bagaimana dengan warga di sini,” kata seorang pembicara pada konferensi pers. “Apakah kita semua tidak memiliki KTP nasional? Apakah kita bukan warga Mesir?” tegasnya seperti dikutip Egypt Daily News yang dikutip Mi’raj News Agency (MINA).
Pernyataan itu menyerang oposisi yang melanggar proses demokrasi di mana semua orang berpartisipasi selama pemilihan presiden tahun 2012. Hal itu menegaskan bahwa oposisi tidak memiliki hak untuk mengabaikan legitimasi bahwa Mursi telah mendapatkan hak secara demokratis.
“Tidak ada cara bahwa kita akan kembali ke titik awal atau memungkinkan untuk sesuatu yang inkonstitusional,” kata pernyataan itu.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Para pengunjuk rasa pro-Mursi menahan diri dari mengomentari posisi angkatan bersenjata Mesir terhadap krisis politik saat ini, namun banyak yang menyatakan bahwa hal itu menjurus pada situasi yang berbahaya.
“Kami bersama militer asalkan menghormati legitimasi kami,” kata seorang pengunjuk rasa pro-Mursi, Alaa Zenhom. “Kami menganggap itu sebagai sebuah institusi lain yang seharusnya tidak berbuat salah, khususnya dalam hal ini, dengan melawan legitimasi proses demokrasi.”
Zenhom memperingatkan bahwa kekacauan akan terjadi jika lembaga, termasuk militer, tidak mengikuti jalur demokrasi yang telah ditetapkan. Dia menambahkan bahwa intervensi militer akan menciptakan situasi yang berbahaya dengan secara tidak konstitusional dan tidak sah menggulingkan presiden.
Salah seorang demonstran pro-Mursi, Awad Noaman juga mengatakan, posisi mereka di Rabaa Al-Adaweya terhadap militer Mesir akan tetap netral sampai Departemen Pertahanan mengeluarkan pernyataan menjelaskan sikapnya.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
“Jika mereka menentang legitimasi, kami akan mati di sini. Jika mereka mendukung, maka mereka melindungi bangsa dan memastikan mereka tidak mengambil sisi politik,” katanya. (T/P01/P02)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah