Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diminta Tarik Laporan Tentang Israel, Pejabat PBB Pilih Mengundurkan Diri

Admin - Ahad, 19 Maret 2017 - 20:30 WIB

Ahad, 19 Maret 2017 - 20:30 WIB

317 Views ㅤ

Rima Khalaf. (Foto: baahiye)

Lebanon, 20 Jumadil Akhir 1438/ 19 Maret 2017 (MINA) – Seorang pejabat PBB memilih mengundurkan diri saat dirinya diminta menarik laporannya yang menyimpulkan bahwa Israel telah membentuk rezim apartheid.

“Israel telah membentuk rezim apartheid yang menargetkan rakyat Palestina secara keseluruhan,” kata Rima Khalaf, Sekretaris Eksekutif Komisi Ekonomi dan Sosial untuk Asia Barat (ESCWA). Demikian yang diberitakan media-media Israel dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad.

Khalaf mengumumkan pengunduran dirinya pada konferensi di ibukota Libanon, setelah menolak perintah dari Sekretaris Jendral PBB, Antonio Guterres yang miminta agar laporan yang diunggah di website E SCWA dihapus.

Dia bersama dengan 18 negara-negara Arab membuat laporan di komisi di mana dia menjabat, yang memaparkan kejahatan perang terhadap kemanusiaan yang dilakukan Israel secara terus menerus terhadap rakyat Palestina, sangat banyak jumlahnya.

Baca Juga: Ratusan Purnawirawan Israel Desak Trump Dorong Gencatan Senjata Gaza

Pada Jumat (17/3), Sekretaris Jendral PBB Antonio Guterres meminta dengan paksa agar Khalaf menghapus laporannya, kata seorang pejabat PBB.

Pada saat yang sama (Jumat), laporan itu tidak lagi terlihat di website ESCWA.

Khalaf dalam rilisnya mengatakan ketidakteraturan masyarakat internasional dalam beberapa dekade terakhir mendorong Israel terus melanjutkan pelanggaran hukum internasional.

Laporan ESCWA disusun oleh Richard Falk, seorang ahli hukum internasional dan mantan pelopor pbb/">HAM PBB untuk wilayah Palestina yang diduduki Israel, bersama Virginia Tilley, seorang profesor ilmu politik dan ahli hubungan Israel.

Baca Juga: Zionis Israel Bunuh Jurnalis Palestina Hasan Eslih saat Dirawat di RS Nasser Gaza

Didirikan pada 1973 untuk mempromosikan pembangunan ekonomi dan sosial di antara negara-negara anggota, ESCWA saat ini terdiri dari 18 negara-negara Arab. (T/P3/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Palang Merah Kembali Serukan Gencatan Senjata Usai Fasilitasi Pembebasan Edan Alexander

Rekomendasi untuk Anda