Jakarta, 2 Safar 1438/2 November 2016 (MINA) – Mantan Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsudin menyatakan dirinya tidak khawatir akan terjadi kerusuhan pada demo 4 November yang menuntut kasus penistaan agama terhadap gubernur petahanan DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Menurutnya, aksi ini bukan merepresentasikan anti-kerukunan dari umat Islam sebagai mayoritas terhadap minoritas.
“Seperti tuduhan, seolah warga yang akan demo anti kerukunan,” ungkapnya kepada wartawan di sela Forum Damai Dunia (World Peace Forum/WPF) yang digelar di Jakarta, Rabu (2/11).
Din mengatakan, meskipun Ahok sudah minta maaf, proses hukum harus diserahkan ke negara dalam hal ini kepolisian. “Kalau ada yang korupsi terus bilang, saya korupsi, saya minta maaf kepada rakyat Indonesia, apa bisa begitu saja?” tambahnya.
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
Din mengatakan dirinya sudah mendengar dari kepolisian bahwa kasus ini sebenarnya sudah diproses hukum, tapi belum dipublikasikan maksimal. “Negara harus konsekuen dan konsisten dalam memproses ini,” katanya.
Din juga menyayangkan pihak-pihak yang ikut memperpanas isu ini, padahal, menurutnya isu bisa lebih disederhanakan. Din menilai isu ini memang tidak mudah, karena sekarang berkaitan dengan pilkada.
“Jangan karena satu orang kemudian merusak kerukunan bangsa ini. Ini bukan anti-agama,” katanya.
Ahok tengah menjadi sorotan karena dianggap menistakan agama Islam saat berpidato di Kepulauan Seribu, akhir September lalu. Dalam kesempatan itu, ia meminta warga untuk tidak mau dibodohi orang yang menggunakan surat Al-Maidah untuk menyerangnya.
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal
Menurut Din, ucapan ini sudah jelas menistakan agama, karena apapun tafsir yang digunakan Ahok, ia telah menghakimi dengan menafsirkannya sesuai dengan pendapatnya sendiri. Menurutnya, Ahok juga telah meremehkan agamanya sendiri dalam beberapa pidatonya yang tersebar di dunia maya.
Din mengharapkan rakyat untuk tetap rukun dan jangan mengartikan aksi Jumat ini sebagai tirani dari mayoritas kepada minoritas. (L/R04/P008/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas