Paris, MINA -Ketua Pusat Dialog dan Kerjasama Antar Peradaban (CDCC) Prof Dr Moh Din Syamsuddin menyatakan, agama harus menjadi solusi bagi kerusakan peradaban dewasa ini.
Din menyampaikan hal itu saat tampil sebagai pembicara pada Konferensi Tahunan Community of Sant’ Egidio di Paris, pada Rabu (25/9).
Konferensi bertema Imagine Peace (Perancis: Imaginer La Paix) dihadiri seribu lebih peserta dari manca negara terdiri dari tokoh agama, cendekiawan, dan mahasiswa.
“Agama-agama belum menampilkan paradigma etiknya untuk perdamaian dan peradaban. Umat beragama masih ada yang berdiam diri terhadap krisis lingkungan hidup, genosida, dan fobia terhadap pemeluk sesuatu agama,” ujarnya.
Baca Juga: Walid Barakat Bebas Setelah 42 Tahun di Penjara Suriah
Ia menilai dialog antar umat beragama yang marak selama ini terhenti pada kata-kata, kurang berlanjut pada aksi nyata.
Menurutnya, dialog selama ini sesungguhnya masih bersifat dua-tiga monolog. Dialog antar umat beragama perlu bersifat dialogikal, yakni dialog yang berpangkal pada ketulusan, keterbukaan, keterusterangan, untuk penyelesaian masalah.
Harus diakui ada masalah di antara umat berbagai agama berupa persaingan untuk dominasi dan supremasi, akibatnya sesungguhnya ada ketegangan tersembunyi.
Ketegangan itu, menurut Ketua Poros Dunia Wasatiyat Islam, kalau tidak diselesaikan, seperti kesenjangan ekonomi dan ketakadilan politik, akan menjadi bom waktu bagi konflik antar umat berbagai agama.
Baca Juga: Utusan PBB Peringatkan Pengungsi Tidak Kembali Dulu ke Suriah
Dari Indonesia, hadir selain Din Syamsuddin, KH Marsudi Syuhud, Wakil Ketua Umum MUI, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, Sekretaria Umum PP Muhammadiyah, dan Anik Khamim Thohari, Sekjen Indonesian Conference on Religion for Peace (ACRP). (Kr)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Serang Suriah 300 Kali Sejak Assad Jatuh, Situs Militer Jadi Sasaran