Jakarta, MINA – Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI), Din Syamsuddin, meminta kepada semua pihak untuk tidak secara terang-terangan maupun terselubung mengarahkan isu radikalisme kepada umat Islam.
“Isu radikalisme tidak perlu dikembangkan secara sepihak peyoratif tendensius ke Islam. Radikalisme sampai tingkat ekstremisme itu bisa masuk ke berbagai aspek seperti negara, keagamaan, politik, sosial dan sebagainya,” kata Din, melalui Zoom Meeting, Selasa (28/7).
Menurut Din, lembaganya cukup prihatin dengan adanya pengembangan narasi radikalisme yang ditujukan kepada umat Islam. Dia menegaskan, tuduhan Islam adalah radikal merupakan tuduhan sepihak yang tidak berkeadilan.
Padahal Polri, lanjutnya, beberapa tahun lalu telah mengungkapkan bahwa radikalisme sama sekali tidak berkaitan dengan agama apapun. Bahkan, radikalisme ada di berbagai bidang baik itu sosial, ekonomi, bahkan politik.
Baca Juga: Ibunda Mahfud MD Meninggal Dunia
Din mengimbau seluruh elemen tidak memainkan isu radikalisme dengan memojokkan Islam atau golongan tertentu. Lebih baik energi bangsa dan masyarakat, kata dia, difokuskan dalam penanggulangan pandemi virus corona jenis baru (Covid-19).
“Radikalisme dan ekstremisme juga tidak melulu karena agama, tetapi dapat bermotif ketidakadilan ekonomi. Sebab ekonomi hanya dikuasai atau didominasi segelintir pihak, sehingga radikalisme ekonomi merupakan ekstremisme yang bermotifkan ketidakadilan,” katanya. (L/R2/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Dubes UEA Sambut Baik Kerja Sama dengan MUI DKI Jakarta