Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Din Syamsuddin: Moral dan Etika Harus Jadi Dasar Interaksi Global

Septia Eka Putri - Kamis, 16 November 2017 - 23:47 WIB

Kamis, 16 November 2017 - 23:47 WIB

111 Views ㅤ

Prof. Din Syamsuddin, bicara Moral dan Etika Harus Jadi Dasar Interaksi Global pada acara The World Chinese Economic Summit (WCES) 2017, di Hotel Shangri La, Hong Kong. (Foto: Kemlu)

WCES.jpeg" alt="" width="1600" height="1200" /> Prof. Din Syamsuddin, bicara Moral dan Etika Harus Jadi Dasar Interaksi Global pada acara The World Chinese Economic Summit (WCES) 2017, di Hotel Shangri La, Hong Kong. (Foto: Kemlu)

Hongkong, MINA – Saat ini dunia tengah menghadapi ketidakpastian global akibat berbagai fenomena yang bersifat transformatif dan disruptif. Menghadapi hal itu, masyarakat dunia perlu mulai mengubah bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain. Salah satunya dengan mengedepankan moral dan etika sebagai dasar hubungan dan interaksi tersebut.

Hal itu disampaikan Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban, Prof. Dr. Din Syamsuddin saat berbicara sebagai salah satu anggota panel diskusi dalam “The World Chinese Economic Summit (WCES) 2017” di Hotel Shangri La, Hong Kong Senin (13/11). Demikian siaran pers Kemlu yang dikutip MINA, Jumat (16/11).

Menjawab pertanyaan dari moderator tentang prospek geopolitik dan geoekonomi ke depan, Din Syamsuddin menyampaikan dirinya optimis bahwa akan terjadi perubahan ke arah yang lebih baik. “Namun perlu ditekankan hanya dengan mengedepankan moral dan etika dan kekuatan dialog, kerja sama dan kolaborasi yang lebih baik bisa diwujudkan.” katanya.

Prof. Din Syamsuddin juga melihat kebangkitan Tiongkok saat ini bisa mengimbangi “Amerikanisasi” yang terjadi dalam beberapa dekade terakhir, dan Tiongkok perlu belajar dari sejarah dan tidak mengulangi kesalahan yang sama dari era sebelumnya. “Itu bisa dilakukan dengan menekankan pada nilai-nilai etika, moderatisme dan pendekatan ‘win-win’ dalam kerja sama regional dan internasional,” tegasnya.

Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan

Selain Din Syamsuddin, diskusi panel bertema “The New Geopolitics: The Role of China in an Uncertain World” itu juga menampilkan berbagai pakar dan tokoh terkemuka dari berbagai negara antara lain Jonathan Marland (Inggris), Dr. Jonathan Choi (Hong Kong), Clyde Prestowitz (AS), Prof. Dr. Xiang Bing (RRT), Dr. Jin Park (Korsel), Naoki Tanaka (Jepang) dan Steve Howard (Australia).

Pada kesempatan itu para panelis membahas berbagai aspek dan dampak dari perubahan global akibat kemunculan berbagai fenomena transformatif dan disruptif seperti e-commerce, teknologi robot dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), termasuk dampak keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) dan kebijakan mengarah ke proteksionisme yang diusung Presiden AS Donald Trump.

Pada bagian akhir, para pembicara menyepakati pentingnya dialog lebih intensif untuk membangun kemitraan yang lebih baik “Memang dunia ini semakin rumit, tetapi yang penting adalah bagaimana kita bisa membangun persepsi dan naratif yang walaupun berbeda, tetap bisa saling melengkapi dan berdialog satu sama lain,” kata Ronie Chan, moderator diskusi pada saat menyampaikan kesimpulannya.

WCES 2017 merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh lembaga kajian Asian Strategy and Leadership Institute (ASLI) yang berbasis di Malaysia. Menurut Ketua ASLI Tan Sri Dato’ Dr. Michael Yeoh, kegiatan ini dimaksudkan sebagai ajang pertukaran gagasan dan pengalaman di antara pemimpin pemerintahan dan swasta tentang berbagai permasalahan ekonomi di Asia dan di dunia pada umumnya.

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

“Tahun ini kami menyelenggarakan WCES di Hong Kong sekaligus untuk memperingati 20 tahun berdirinya Hong Kong SAR dan penandatangan perjanjian perdagangan bebas ASEAN dan Hong Kong di Manila beberapa hari yang lalu” kata Dato’ Yeoh. WCES kali ini, jelasnya, diikuti oleh lebih dari 300 peserta dan pembicara yang berasal dari lebih dari 30 negara.

Pembukaan WCES dihadiri oleh Chief Executive Hong Kong Carrie Lam, Menteri Transportasi Malaysia Dato’ Sri Liow Tiong Lai, Komisioner RRT untuk Hong Kong Xie Feng, dan para pejabat tinggi, ketua asosiasi dan pebisnis terkemuka di Hong Kong. Mendampingi Prof. Din Syamsuddin, Konsul Jenderal RI Hong Kong Tri Tharyat juga berpartisipasi dalam kegiatan yang berlangsung selama dua hari tersebut. (R/R07/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Asia
Asia
Indonesia