Gaza, 27 Syawwal 1435 / 23 Agustus 2014 (MINA) – Dinas Keamanan Israel Sin Beth mengungkapkan operasi mereka dalam pembunuhan tiga komandan Al Qassam di Rafah Kamis 21/8. Wakil kepala Shin Bet berinisial “N” merupakan pihak yang berperan besar dalam aksi tersebut. Saat operasi dilaksanakan “N” sedang berada di pusat komando dan kontrol di Tel Aviv dengan mengamati operasi dibawah arahan pemimpin pelayanan keamanan umum Israel, Yoram Cohen.
“Ketika itu dia (Cohen) memberikan lampu hijau dari informasi intelejen untuk koordinat serangan IDF (Israel Defence Forces/Angkatan Pertahanan Israel) dari darat dan udara. Pada menit menit terakhir sebelum pembunuhan target, situasi sangat menegangkan.
Upaya pengawasan pada Al Attar dan Abu Shamalah terlah berlangsung selama berbulan bulan, namun keduanya selalu membuat titik persembunyian yang membuat IDF selalu ragu-ragu untuk menyerang karena takut merugikan yang tidak bersalah atau karena kesalahan intelejen” ungkap Shin Bet seperti yang disiarkan oleh media Israel Yedioth Ahronot, Kamis 21/8.
Shin Bet juga mengungkapkan bahwa puluhan personilnya turut berpartisipasi dalam operasi ini dan ketika malam hari tiba secara tidak terduga menemukan dua komandan sayap militer Hamas dan dengan tingkat kepastian informasi yang tinggi Shin Bet memastikan keduanya tinggal di gedung yang sama.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Seketika setelah menerima informasi tersebut dinas Keamanan Israel ini kemudian menyusun sebuah rencana besar untuk penyerangan diwilayah operasi di Rafah.
Tahap selanjutnya perwakilan yang terlibat dari sayap operasi Shin Bet menerjemahkan informasi tersebut kedalam rencana penyerangan, termasuk senjata yang akan digunakan, jumlah bahan peledak yang dibutuhkan dan sudut pilihan untuk masuk.
Rencana yang diusulkan tersebut selanjutnya diteruskan kepada perwakilan dari komando wilayah selatan dan Angkatan udara Israel, IAF (Israel Air Force) dan menginginkan keduanya untuk dieliminasi (dibunuh) sebagaimana perintah otoritas sebelumnya yaitu Menteri Pertahanan Moshe Ya’alon.
Tapi operasi tersebut tidak berlangsung lama dan dalam beberapa jam setelah menerima berita yang telah lama ditunggu mereka menyerang keduanya, Al Attar dan Abu Shamalah syahid dalam serangan itu. Komandan senior divisi Rafah Muhammad Barhoum juga syahid dalam serangan tesebut. Kasus pun ditutup.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Sebagaimana diketahui sebelumnya bahwa tiga Komandan Al Qassam Muhammad Ibrahim Salah Abu Shamalah “Abu Khalil” (41) Anggota Dewan Tinggi Militer Al Qassam, Raed Ahmad Subhi Al Attar “Abu Ayman” (40) Anggota dewan tinggi militer dan Komandan batalyon Al Qassam wilayah rafah, dan Muhammad Barhoum “Abu Usama” generasi awal Al Qassam syahid setelah israel menyerang mereka pada kamis dini hari di Rafah.
Pihak Hamas sendiri menyatakan bahwa dengan meninggalnya ketiga pimpinan Al Qassam tersebut tidak akan melemahkan perjuangan Hamas, namun justru sebaliknya semakin menguatkan perjuangan Hamas ke depan.
“Meskipun ada rasa sakit karena kehilangan pemimpin lapangan kita serta kesedihan atas kepergian mereka, namun kami memastikan bahwa semua orang akan terus bergerak dan berbaris menuju tingginya sebuah kemuliaan. Sejarah pergerakan ini membuktikan bahwa lebih dari sekali pemimpin kita dibunuh, namun justru menjadikan pergerakan ini lebih kuat dari sebelumnya” kata Ismail Haniya dalam siaran Persnya kamis malam.
Sementara itu Sami Abu Zuhri, juru bicara Hamas mengatakan “Pembunuhan Pemimpin-pemimpin Al Qassam di Rafah merupakan kejahatan besar Israel, namun tidak akan pernah mematahkan kehendak rakyat kami dan tidak akan melemahkan perlawanan dan Israel akan membayarnya dengan harga yang mahal”.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Dengan terungkapnya operasi Shin Bet ini semakin menguatkan dugaan banyaknya agen mata-mata Israel yang berperan di Gaza. Hari jumat 22/8 pihak kemanaan Gaza mengeksekusi 18 orang mata-mata yang bekerja mengumpukan informasi untuk Israel.
Sebelas di antaranya dieksekusi pada Jumat dini hari di kantor pusat kepolisian Gaza, sementara tujuh lainnya dieksekusi di depan masyarakat umum, seetelah shalat Jumat di depan Masjid Omar Gaza, setelah dilakukannya penyidikan dan ditemukannya bukti kuat keterlibatan mereka menjadi mata-mata penjajah pihak pengadilan mengeluarkan keputusan untuk menjatuhkan hukuman mati kepada para agen tersebut. (L/K01/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant