Jakarta, 26 Ramadhan 1436/14 Juli 2015 (MINA) – Anak para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri dihadapkan pada kondisi yang sangat menantang dalam mengenyam bangku pendidikan. Dengan jarak mencapai puluhan kilometer, sebagian dari mereka tidak sekolah sama sekali dan sedikit yang fasih berbahasa Indonesia.
Saat ini, Indonesia memiliki sekolah di Kinabalu, Malaysia, dengan fasilitas standar. “Tapi, masih banyak anak-anak Indonesia di luar negeri yang belum bisa bersekolah,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan di Jakarta, Selasa (14/7/2015).
Masalah-masalah berkaitan penyelenggaraan pendidikan untuk anak-anak TKI menjadi pokok pembicaraan Mendikbud dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Selasa di Jakarta.
Dikatakan, pemerintah akan melengkapi sekolah yangbsudah ada dan akan mendirikan sekolah untuk anak-anak TKI di luar negeri dengan dilengkapi berbagai fasilitas, antaranya fasilitas mobil jemput atau asrama, agar dapat membantu dan mempermudah akses pendidikan bagi anak para TKI.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
“Pendirian sekolah di luar negeri harus bersinergi dengan pengadaan transportasi. Pasalnya, sebagian anak para TKI tersebar di wilayah pelosok yang sulit dijangkau. “Jadi, bagi teman-teman yang menyelenggarakan pendidikan di luar negeri, tantangannya itu tidak derhana,” tandas Anies.
Senada dengan Anies, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi juga mengatakan pendidikan bagi anak bangsa di luar negeri masih sulit. “Tapi, pemerintah perlu menjamin semua anak banga Indonesia yang berada di luar negeri agar mendapatkan pendidikan yang memadai,” kata Retno.
Anies kembali melanjutkan, saat ini, meski Indonesia sedang memekarkan sekolah di luar negeri, pemerintah belum memiliki rencana untuk menambah jumlah sekolah yang mencapai 14 sekolah dan 300 gedung Komunitas Pusat Pembelajaran (Community Learning Center/CLC). “Sekarang masih penataan saja,” ujar Anies.
Khusus untuk anak para TKI yang berada di perbatasan, pemerintah mendirikan sekolah di Pulau Sebatik dengan dilengkapi fasilitas asrama agar anak-anak tidak perlu pulang pergi saat bersekolah dari Senin sampai Jumat. “Nanti, pada hari Sabtu-Minggu, mereka baru pulang ke orang tuanya masing-masing,” terang Anies. (L/P020/P2)
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Mi’raj Islamic News Agency