Jakarta, 11 Syawal 1434/19 Agustus 2013 (MINA) – Israel telah merusak upaya-upaya Washington yang ingin ‘meredakan’ situasi di Mesir akibat kekerasan yang terjadi di bawah pemerintahan sementara Mesir dan digawangi militer, Jenderal Abdul Fattah As-Sisi, kata diplomat AS yang tidak disebutkan namanya kepada New York Times.
Pejabat tanpa nama tersebut juga mengatakan secara langsung bahwa As-Sisi adalah salah satu jenderal memiliki hubungan dekat untuk waktu yang lama dengan Negara-negara Barat dan telah ‘menikmati’ dukungan Israel yang menganggap As-Sisi kurang berbahaya dibanding pihak Islam lainnya di Mesir, kutip Times Of Israel yang dipantau MINA (Mi’raj News Agency), Ahad (18/8).
Para diplomat asing mengatakan mereka percaya Israel “meremehkan” Upaya diplomatis Barat dengan mengatakan kepada As-Sissi bahwa AS tidak akan memotong bantuannya ke Mesir, meski ada ancaman yang bertentangan dengan itu.
Senator Rand Paul, dari partai Republik, mengusulkan amandemen menghentikan bantuan militer ke Mesir. Orang yang berpengaruh dari Komite Urusan Publik Israel-Amerika ini juga mengirim surat kepada para senator pada 31 Juli 2013 yang bertentangan dengan usulannya. Dalam suratnya dikatakan jika bantuan dihentikan dapat meningkatkan ketidakstabilan di Mesir dan merusak kepentingan AS serta berdampak negatif terhadap Israel, Times melaporkan.
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi
Anggota parlemen berpengaruh lainnya menyetujui untuk tidak menghentikan bantuan tahunan militer Mesir, di mana 86 suara senat AS mengalahkan 13 suara, hari itu. Sejak 1979, AS memberikan bantuan dana sebesar 1,3 miliyar dollar AS untuk militer Mesir.
Sementara, AS yang dilaporkan melakukan politik gandanya, mendesak Kairo kembali ke transisi yang dipimpin oleh sipil dan membebaskan kembali presiden Muhamad Mursi.
Mesir dilanda kekacauan setelah pemerintahan dibawah presiden Muhamad Mursi digulingkan oleh rezim militer yang tampaknya loyalis rezim era Mubarak. Dimana ribuan korban berjatuhan akibat serangan terhadap para pendukung Mursi yang melakukan protes menentang kudeta sejak awal Juli lalu.
Penggulingan yang dipimpin oleh Jenderal As-Sisi memilih Hazim Al Beblawi sebagai presiden sementara Mesir sampai kembali dilakukan lagi pemilu sekitar enam bulan ke depan. Di samping al-Beblawi yang datang dari partai opoisisi, Pemerintah sementara juga menunjuk Muhamad El Baradei, tokoh vokal penentang Mursi, sebagai wapres sementara, yang setelah serangan aparat pada 14 Agustus mengirimkan surat pengunduran dirinya terkait kerusuhan yang semakin memanas di negeri piramid itu.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Aliansi Nasional penentang kudeta militer tetap melakukan aksi protesnya sampai hari ini dengan mengatakan mengecam dan akan menghentikan aksi ‘pembantaian’ aparat keamanan Rabu lalu dan mengatakan akan terus melakukan aksi tersebut sampai pemerintahan legitimasi di bawah Mursi kembali Berjaya. (T/P03/R2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat