Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

DIREKTUR BISNIS BANK BNI SYARIAH: SEMUA AGAMA MELARANG RIBA

IT MINA - Senin, 21 September 2015 - 22:25 WIB

Senin, 21 September 2015 - 22:25 WIB

520 Views

Foto: Republika

Foto: Republika

Foto: Republika

Jakarta, 7 Dzulhijjah 1436/21 September 2015 (MINA) – Direktur Bisnis Bank BNI Syariah Imam T. Saptono menegaskan, semua agama melarang riba, khususnya agama samawi yang mempunyai sumber sama awalnya.

“Sumber agama samawi pastinya dari awal riba itu sudah dilarang, namun dalam prakteknya dikemudian hari berbeda-beda,” Imam T. Saptono kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) usai Workshop Jurnalis yang diadakan oleh Bank BNI Syariah bekerjasama dengan Jurnalis Ekonomi Syariah (JES) di Jakarta, Senin (21/9) malam.

Imam mengatakan, bagi agama Yahudi sekalipun dalam kitab Talmudnya, riba itu dilarang namun mereka dibatasi antar sesama Yahudi.

“Tapi kalau Yahudi ke non Yahudi itu boleh, dan itupun ada di kitab aslinya,” katanya.

Baca Juga: Indonesia Alihkan Ekspor ke Eropa dan Australia Hadapi Tarif Tinggi dari AS

Dia juga mengatakan, dalam kitab Injil pasal lukas digambarkan dengan sangat jelas bahwa riba mempunyai bahaya yang signifikan.

“Ini tidak dibiarkan dan sudah selama ratusan tahun dilarang,” katanya.

Ia mengungkapkan, berdasarkan penafsiran ulama, bahaya riba bukan hanya dalam konteks ekonomi saja, tetapi justru nanti larinya ke syirik.

“Kenapa, karena di sinilah terjadi penyerupaan sifat khalik (pencipta, red) misalnya bagi mereka yang mempunyai uang miliaran bahkan triliunan dolar, maka bagi mereka ketika mengingkan sesuatu hanya dibutuhkan waktu saja,” kata Imam.

Baca Juga: Airlangga: Tarif Impor AS ke Produk Indonesia Bisa Tembus 47 Persen

“Ketika mereka bilang, saya bisa loh mendatangkan mobil di sini, menjadikan sesuatu yang tadinya tidak ada jadi ada,” katanya.

Ia menambahkan, sedangkan pada pertimbangan ekonomi, di titik tertentu nanti akan terjadi ancaman-ancaman terhadap sunnah.

“Sebab riba itu menciptakan kemiskinan. Data menyebutkan dampak dari kemiskinan di dunia, setiap tahun 4 juta orang memilih lari ke  prostitusi,” katanya.

Bahkan menurut dia, ada pendeta katolik yang berada dalam sebuah komunal yang justru memilih bank syariah dibanding bank konvesional.

Baca Juga: Google Akui Kesalahan Data Nilai Tukar Rupiah ke Dolar AS

“Sebab bank syariah menurutnya (pendeta, red), tidak menerapkan riba. Karena dia yakin katolik itu melarang riba,” ujar Imam. (L/P010/R01)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Google Eror? 1 Dolar AS Jadi Rp8.170,65

Rekomendasi untuk Anda

Asia
Kolom
Eropa