Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

IAEA DUKUNG INDONESIA KEMBANGKAN TENAGA NUKLIR

Rana Setiawan - Jumat, 23 Januari 2015 - 20:48 WIB

Jumat, 23 Januari 2015 - 20:48 WIB

893 Views

Yukiya Amano saat memberikan Kuliah Umum di Balai Sidang Universitas Indonesia, Kampus Depok. (Foto: Rana/MINA)
<a href=

Yukiya Amano saat memberikan Kuliah Umum di Balai Sidang Universitas Indonesia, Kampus Depok. (Foto: Rana/MINA)" width="290" height="300" /> Yukiya Amano saat memberikan Kuliah Umum di Balai Sidang Universitas Indonesia, Kampus Depok. (Foto: Rana/MINA)

Depok, 2 Rabi’ul Akhir 1436/23 Januari 2014 (MINA) – Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), Yukiya Amano, mengatakan, IAEA mendukung penuh Indonesia tenaga nuklir untuk tujuan damai.

“Pengembangan nuklir di sini sesuai dengan prosedur IAEA. Kami mendukung dan siap membantu Indonesia mengembangkan teknologi nuklir untuk tujuan damai,” kata Yukiya saat menyampaikan kuliah umum bertema “IAEA Support in Nuclear for Walfare”, berkaitan dengan penggunaan nuklir untuk tujuan damai di Balai Sidang UI Kampus Depok, Jumat (23/1).

Yukio menyatakan, Indonesia memiliki peran penting dalam Badan tersebut. Indonesia merupakan salah satu negara yang tergabung dalam keanggotaan IAEA bersama 57 negara. Indonesia juga selalu aktif berpartisipasi dalam berbagai forum yang diselenggarakan IAEA.

IAEA sebagai badan tenaga atom internasional telah memberikan dukungan infrastruktur kepada Indonesia dalam membangun pengembangan teknolgi nuklir. Di antara bentuk bantuan tersebut adalah bantuan teknis dan kepakaran.

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

Untuk pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia, Yukiya menyatakan, pengembangan tenaga listrik dengan energi nuklir tak perlu dikhawatirkan.

IAEA siap membantu Indonesia membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang kini sedang dirintis. Tiga negara ASEAN yang sudah maju dalam memanfaatkan nuklir untuk listrik adalah Vietnam, Singapura, dan Thailand.

Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) berkantor pusat di Vienna, Austria. Yukiya menduduki jabatan tertinggi di IAEA sejak tahun 2009 dengan latar belakang hukum internasional.

Kuliah umum yang disampaikan Yukiya di Balai Sidang UI Kampus Depok terselenggara atas kerjasama antara Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) dan Universitas Indonesia (UI).

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

Kuliah umum Yukia di UI sebagai bagian dari rangkaian kunjungan resmi ke Indonesia selama tiga hari.

Sebelumnya, Yukiya mendapat undangan kehormatan bertemu dengan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Mohamad Nasir dan Ketua DPR RI Setya Novanto.

Yukiya juga sempat melihat langsung Laboratorium “Non-Destructive Investigation” (NDI) yang dimiliki Batan.

Kepala BATAN, Djarot Sulistio Wisnubroto, mengatakan, penggunaan tenaga nuklir di Indonesia sudah lama dilaksanakan oleh BATAN untuk berbagai penelitian guna tujuan kesehatan, serta pangan dan pembangkit listrik.

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Rumah sakit yang memanfaatkan tenaga nuklir di antaranya instalasi radioterapi untuk terapi kanker, instalansi radiologi diagnostik, dan intervensional untuk pencintraan tubuh, serta instalansi kedokteran nuklir untuk analisa fungsi organ.

Di antaranya yang berhasil adalah diagnosis fungsi ginjal, kelenjar tiroid, serta kanker.

Atas keberhasilan menerapkan energi nuklir, Indonesia mendapat penghargaan pada General Conference IAEA, September 2014 lalu. Indonesia menerima penghargaan berupa “Outstanding Achievement Award” dari FAO dan IAEA di Wina, Austria.

Kepala Bapeten, Jazi Eko Istiyanto mengatakan, selain manfaatnya yang besar, tenaga nuklir juga mempunyai potensi berupa bahaya radiasi.

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Dia menyatakan, untuk memberikan perlindungan terhadap masyarakat, pekerja, dan lingkungan hidup dengan prinsip safety, security, dan safe-guard.

“Pemerintah perlu melakukan pengawasan yang didukung melalui perundang-undangan, yakni Undang-Undang No. 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran sebagai dasar pembentukan BAPETEN,” ujarnya.

Kewenangan yang luas lembaga pengawas tersrbut membawa konsekuensi tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan di lapangan, terutama mengenai perlindungan masyarakat dari dampak radiasi, khususnya di bidang industry dan kesehatan yang mengalami kemajuan sangat pesat.

Kuliah umum selama satu jam itu juga dihadiri oleh Rektor UI Muhammad Anis, serta para pejabat eselon I dan II beserta staf BATAN dan BAPETEN. Dari UI, para pejabat di pusat adminstrasi, para dekan, dan mahasiswa juga turut diundang untuk berpartisipasi.

Baca Juga: Israel Bom Sekolah di Gaza, Delapan Warga Syahid

Selain memberikan kuliah umum, Yukiya Amano juga akan meninjau Laboratorium Fisika Medis dan Biofisika, Departemen Fisika FMIPA UI yang kelengkapan kelengkapannya disponsori oleh IAEA.

Selain untuk pendidikan dan penelitian, laboratorium itu juga memberikan layanan ke masyarakat sebagai implementasi penggunaan nuklir dalam bidang kesehatan.(L/P009/R05/R11)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Uganda Bertekad Gelorakan Semangat KAA

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Kolom