Jakarta, MINA – Rp. 110 triliun dialokasikan pemerintah untuk program Jaring Pengaman Sosial dalam penanggulangan Covid-19 agar masyarakat tetap bisa memenuhi kebutuhan pokoknya.
“Apakah program ini telah tepat sasaran?, program ini telah gagal memenuhi tujuannya,” kata Enny Sri Hartati, Direktur Institute of Development and Financial (INDEF) dalam Diskusi Daring bertajuk “Menakar Program Jaring Pengaman Sosial Pemerintah di Tengah Pandemi Covid-19, Kamis, (7/5).
“Kegagalan tersebut terjadi karena pemerintah terlambat. Terlambat mengantisipasi, terlambat melawan dan terlambat mitigasi pandemi Covid-19, ” ujar Enny.
Hal senada disampaikan Netty Prasetiyani, Anggota Komisi IX DPR RI yang menilai respon lambat pemerintah ini kemudian menghasilkan banyak dampak sosial di masyarakat seperti kemiskinan, pengangguran, kejahatan, hingga kekerasan.
Baca Juga: Menag: Guru Adalah Obor Penyinar Kegelapan
Selain itu, lanjut Netty, banyak sengkarut dalam program JPS. “Sengkarut data penerima bantuan, bermasalah dalam proses pendistribusiannya, persoalan kebijakan yang berubah-ubah hingga muncul program aneh Kartu Pra Kerja serta program listrik gratis yang ternyata tidak bisa dinikmati masyarakat kelas bawah,” kata Netty.
Soal sengkarut data penerima bantuan disoroti oleh kedua narasumber yang menilai sebagai persoalan koordinasi dan integrasi antar instansi yang tidak kunjung usai.
“Pemerintah menggunakan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial sebagai basis data pembagian bantuan, tetapi kemudian jajaran RT dan RW diinstruksikan melakukan pendataan pembaharuan.
Hasilnya ada perbedaan data yang menjadi akar permasalahan baru, yaitu data tidak sinkron dan atau data membengkak karena pertambahan jumlah masyarakat kelas bawah sebagai imbas pandemi. Konflik di masyarakat pun terjadi karena bantuan dinilai tidak tepat sasaran serta jumlah bantuan yang ada tidak mencukupi kebutuhan,” papar Netty. (R/R3/P1)
Baca Juga: AWG Gelar Dauroh Akbar Internasional Baitul Maqdis di Masjid Terbesar Lampung
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Embassy Gathering Jadi Ajang Silaturahim Komunitas Diplomatik Indonesia