Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur KNEKS: Islam Dorong Inovasi Ekonomi di Tengah Perkembangan Digitalisasi

Redaksi Editor : Widi Kusnadi - Rabu, 4 Juni 2025 - 20:24 WIB

Rabu, 4 Juni 2025 - 20:24 WIB

10 Views

Direktur Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) KH Sholahuddin Al-Ayub (foto: for MINA)

Jakarta, MINA – Direktur Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) KH Sholahudin Al Aiyub menegaskan pentingnya inovasi dalam ekonomi Islam di tengah perkembangan teknologi yang pesat. Pernyataan tersebut disampaikan dalam sesi utama Executive Inspiratalk 2025, sebuah acara yang memfokuskan pada pengembangan ekosistem industri halal berbasis digital.

“Islam memberikan panduan ekonomi yang sangat fleksibel, di mana segala sesuatu diperbolehkan kecuali yang dilarang. Hal ini membuka peluang luas bagi umat untuk terus berinovasi,” kata Sholahudin, baru-baru ini.

Ia menyoroti perlunya langkah progresif dalam transformasi digital, khususnya di industri halal. Salah satu inisiatif yang disarankan adalah pengembangan platform Digital Business Matching Pembiayaan untuk memfasilitasi pelaku UMKM halal terhubung dengan lembaga keuangan syariah secara efisien.

“Kami mendorong Kementerian Komunikasi dan Digital, Huawei Indonesia, serta KNEKS untuk membangun platform ini, sehingga UMKM halal lebih mudah mendapatkan akses pembiayaan dan berkembang secara global,” tambahnya.

Baca Juga: Puluhan WNI yang Dievakuasi dari Iran Masih Berada di Azerbaijan

Acara tersebut juga menghadirkan pemimpin dari berbagai sektor untuk mendukung ekosistem industri halal. Direktur Bisnis dan Kewirausahaan Syariah KNEKS, Putu Rahwidhiyasa, mengajak berbagai pihak, termasuk kementerian, organisasi Islam, perguruan tinggi, dan perusahaan teknologi, untuk bersama-sama menciptakan ekosistem startup halal berbasis digital.

Pasar halal global diproyeksikan mencapai USD 7 triliun pada 2025, dengan Indonesia sebagai konsumen terbesar. Meski demikian, tantangan masih ada, terutama dalam akses pembiayaan. Data menunjukkan bahwa 70% UMKM halal mengalami kesulitan pembiayaan, yang menunjukkan pentingnya digitalisasi dalam sektor ini.

Acara ini juga menjadi platform strategis bagi generasi muda yang ingin terjun ke dunia halal lifestyle dan teknologi hijau. Melalui Inspiratalk, para peserta mendapatkan wawasan tentang bagaimana digitalisasi dapat mendorong pertumbuhan industri halal secara berkelanjutan. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Indonesia-Malaysia Tegaskan Dukungan untuk Kemerdekaan Palestina

Rekomendasi untuk Anda