Direktur Timteng Kemlu RI: Indonesia Tegas Tolak Normalisasi Hubungan dengan Israel

Bandung, MINA – Direktur Timur Tengah, Direktorat Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI Bagus Hendraning Kobarsyih menyatakan Indonesia terus perlu mempertegas posisinya dalam mendukung secara penuh perjuangan tercapainya kemerdekaan dan kedaulatan .

Hal ini, lanjut dia, sesuai amanat dalam konstitusi NKRI dalam Pembukaan UUD 1945, hingga tercapainya solusi dua negara bagi konflik Palestina sesuai parameter internasional yang telah disepakati bersama.

Menjadi pembicara kunci acara Talkshow ‘Millennial Peacemaker Forum’ di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, pada Ahad(28/11), Bagus juga menegaskan bahwa Indonesia menolak dan tidak akan pernah melakukan hubungan diplomatik ataupun hubungan dengan Israel

“Oleh karena itu, perlu kami sampaikan sekali lagi bahwa jika ada berita-berita yang mengatakan akan ada normalisasi atau pendekatan dari pemerintah Indonesia terhadap pemerintah Israel adalah hal yang tidak benar. Berita itu tidak bisa dipertanggungjawabkan dan dapat dikatakan berita untuk menyesatkan opini yang ada,” tegasnya.

Bagus mengatakan, dukungan nyata Indonesia kepada Palestina ditunjukkan secara jelas dalam berbagai forum internasional, regional, dan Dewan HAM serta berbagai bentuk program bantuan dan pembangunan kapasitas.

“Ke depan pemerintah Indonesia akan terus meningkatkan berbagai peluang kerjasama dengan pemerintah Palestina dan rakyat Indonesia dalam berbagai bidang. Diantaranya sejak Januari 2012 telah menetapkan non tarif bebas bea masuk bagi sejumlah produk unggulan Palestina, diantaranya produk minyak zaitun, buah-buahan, kurma dan beberapa produk lainnya,” ujarnya.

Saat ini, lanjut Bagus, Indonesia sedang merintis kerjasama perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement) dengan pemerintah Palestina untuk membantu rakyat Palestina dalam rangka melakukan perdagangan dan meningkatkan kerjasama ekonomi antara kedua negara.

Pemerintah Indonesia juga sangat mengapresiasi sumbangsih berbagai elemen masyarakat Indonesia dan menyalurkan berbagai macam bantuan untuk rakyat Palestina.

Bagus memberikan apresiasi penuh atas dilaksanakan acara Talkshow Millenial Peacemaker Forum yang digelar Jawa Barat ini.

“Saya merasakan ini acara penting karena menyentuh salah satu elemen penting dari masyarakat sebuah bangsa yaitu pemuda. Pemuda menurut hemat kami adalah pemimpin masa depan, pemuda adalah simbol dari kekuatan semangat, kedinamisan, optimisme, profesionalisme, produktivitas, dan yang paling penting adalah idealisme,” katanya.

Menurut Bagus, peran pemuda atau milenial dalam segala hal termasuk dalam mendukung isu Palestina dan membela Al-Aqsa dipastikan akan memberikan sumbangan dan kontribusi yang sangat besar.

“Saya juga mengucapkan selamat buat panitia dari AWG yang telah menyelenggarakan acara ini sehingga dapat terlaksana dengan baik dan rangkaian kegiatan Pekan Solidaritas Palestina sudah berlangsung sejak beberapa hari lalu dari mendaki gunung kemudian juga berbagai acara yang lain yang saya kira sangat penting dan sangat menggugah untuk generasi muda,” imbuhnya.

Pada tanggal 29 November adalah tanggal yang ditetapkan PBB sebagai Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina dengan tujuan sebagai pengingat bahwa masalah Palestina masih belum terselesaikan dan bangsa Palestina masih belum mendapatkan hak-hak asasi manusianya karena mereka masih hidup dalam keadaan terjajah.

“Hingga saat ini kita terus menyaksikan berbagai aksi ilegal yang terus dilakukan pasukan pendudukan Zionis Israel. Israel terus melakukan penangkapan, penggusuran, dan penyitaan properti milik warga Palestina yang menyebabkan penderitaan termasuk terhadap anak-anak dan para wanita, diantaranya juga pembangunan permukiman ilegal terus berlanjut dan tidak pernah berhenti termasuk di wilayah Yerusalem Timur,” ujar Bagus.

Meskipun banyak kecaman dan seruan dunia untuk menghentikan tindakan ilegal tersebut namun Israel tetap terus melakukan aksi-aksinya tanpa memperdulikan hukum internasional.

Israel juga semakin berani melakukan berbagai tindakan provokasi di Kompleks Masjid Al-Aqsa melalui penangkapan dan menghalangi warga Palestina yang ingin beribadah di Masjid Al-Aqsa serta provokasi dilakukan oleh banyak warga Yahudi Israel dengan terus-menerus melakukan peribadatan di dalam Kompleks Masjid Al-Aqsa, padahal aktivitas ini melanggar ketetapan status quo tahun 1967 yang melarang nonmuslim beribadah di dalam Masjid Al-Aqsa.

Terkait dengan itu maka pemerintah Indonesia tetap pada posisinya diantaranya adalah tetap menyatakan keprihatinan yang mendalam bahwa di tengah situasi sulit pandemi Covid-19 ini rakyat Palestina terus-menerus masih mengalami pelanggaran terhadap hak asasi manusia.

Isu Palestina juga masih menyisahkan banyak sekali pekerjaan rumah yang memerlukan dukungan serius dari dunia
internasional untuk menyelesaikannya.

“Saya berharap sekiranya dalam agenda Talkshow Millennial Pacemake Forum ini memunculkan iniatif baru bagi dukungan pada Palestina yang khusus mengatasnamakan kaum muda dan milenial Indonesia,” ungkap Bagus.

Menurutnya,dukungan ini sangat penting untuk menunjukkan bahwa dukungan terhadap perjuangan Palestina tidak hanya berasal dari kalangan pemerintah tapi juga berasal dari masyarakat dan kelompok-kelompok sosial yang ada di Indonesia khususnya dari generasi milenial yang memegang peranan sangat penting mulai hari ini sampai masa-masa akan datang.

Talkshow ini merupakan bagian dari rangkaian acara Pekan Solidaritas Palestina (PSP) yang diselenggarakan  AWG pada 22-29 November 2021.

Acara ini digelar secara hybrid (luring dan daring) dengan mengutamakan protokol kesehatan yang ketat dihadiri 200 peserta dari berbagai kalangan.

Selain Bagus, hadir dan menyampaikan pidato kunci yakni Duta Besar Palestina untuk Indonesia HE. Zuhair Al-Shun yang diwakili Ahmad Methani, dan Pembina AWG Imaam Yakhsyallah Mansur. Pembicara lainnya, Kepala BAKESBANGPOL Pemprov Jabar Raden Iip Hidayat dan Presidium AWG Ir. Nur Ikhwan Abadi.

Pekan Solidaritas Palestina (PSP) merupakan acara tahunan yang diinisiasi oleh Aqsa Working Group (AWG) dalam rangka mendukung pembebasan Masjidil Aqsa dan kemerdekaan Palestina.Tahun ini, mengangkat tema “Bergerak Berjama’ah Bebaskan Al-Aqsha dan Palestina.”

AWG juga akan meluncurkan buku “Pembebasan Masjidil Aqsha Kewajiban Seluruh Umat Islam”, pameran foto, Roadshow Film Palestina. Selain itu juga telah dilaksanakan kegiatan Gowes Al-Aqsha di beberapa wilayah, dan pengibaran bendera Palestina di puncak gunung.

Aqsa Working Group (AWG) adalah lembaga yang dibentuk dalam rangka mewadahi dan mengelola upaya kaum Muslimin untuk mendukung pembebasan Masjid Al-Aqsa dan membantu perjuangan rakyat Palestina.

AWG didirikan oleh komponen umat yang hadir dalam Al-Aqsha International Conference yang diselenggarakan tanggal 20 Sya’ban 1429H/ 21 Agustus 2008 di Wisma Antara, Jakarta.(L/R11/R1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)