Jakarta, MINA – Dirjen Bimas Islam mewakili Menag menyerahkan data masjid di seluruh Indonesia kepada Pengurus Pusat DMI. Data Masjid tersebut diterima Wakil Ketua Umum DMI Syafruddin, dan disaksikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.
Sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki ratusan ribu masjid dan mushalla yang tersebar di seluruh tanah air. Menurut data Ditjen Bimas Islam, jumlah rumah ibadah umat Islam di Indonesia mencapai 741.991 unit, terdiri dari 296.797 masjid dan 445.194 mushalla.
“Data tersebut, merupakan bagian penting upaya memakmurkan dan memberdayakan masjid di seluruh tanah air. Melihat aspek geografis di Indonesia, pendataan masjid dan mushalla secara nasional memiliki kendala tersendiri, tetapi Ditjen Bimas Islam terus berkomitmen untuk memiliki data rumah ibadah yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan,” kata Dirjen Bimas Islam, Muhammadiyah Amin saat menyampaikan sambutan mewakili Menteri Agama, dalam acara Silaturahmi Nasional Gerakan Nasional Sejuta Masjid Ramah Anak yang digelar di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Selasa (12/3).
Dirjen menjelaskan, pendataan masjid dan mushalla tersebut dilakukan melalui dua cara, yaitu sistem pendataan manual berjenjang dari tingkat daerah hingga tingkat pusat, serta pendataan berbasis teknologi informasi melalui aplikasi Sistem Informasi Masjid (SIMAS).
Baca Juga: Masjid Pantai Bali Gelar Lomba Omplok Layar Tunjukkan Solidaritas Palestina
“Sistem Informasi Masjid adalah upaya Kemenag untuk mentrasformasi data manual masjid dan mushalla diseluruh wilayah Indonesia menjadi data digital yang mudah diakses masyarakat sesuai dengan kebutuhan aktual,” ujarnya.
Dikatakan Dirjen, melalui aplikasi SIMAS, masyarakat dapat melihat sebaran masjid dan mushalla menurut daerah, dilengkapi dengan profil, sejarah singkat, foto, peta lokasi, dan Nomor Identitas Masjid (ID Masjid).
Saat ini, ditambahkannya, telah tercatat 532.087 data masjid dan mushalla dalam aplikasi aplikasi tersebut, atau setara dengan 71 persen dari data manual. Data dalam aplikasi itu akan terus bertambah seiring dengan program input data yang tengah berjalan.
Pemberdayaan Masjid
Baca Juga: Market Day Festival Baitul Maqdis Meriahkan BSP 2024 di Samarinda
Terkait dengan program pemberdayaan masjid, Dirjen mengharapkan kerja sama antara Kemenag dengan mitra strategis, terutama Dewan Masjid Indonesia (DMI) dapat terus ditingkatkan.
“DMI sebagai organisasi sosial keagamaan telah didukung dengan struktur kelembagaan secara nasional dari tingkat pusat hingga daerah. Tentu saja, DMI memiliki posisi strategis bagi Kemenag untuk saling menguatkan dan bekerja sama meningkatkan kualitas umat Islam dan memberdayakan masjid-masjid di Indonesia.”
Terkait hal itu, Dirjen menyampaikan sejumlah tantangan dalam program pemberdayaan masjid di tanah air.
“Tantangan pertama, masih cukup banyak masjid di Indonesia yang dikelola secara konvensional dalam arti pengurus masjid yang hanya fokus pada dimensi vertikal atau peribadatan saja, sedangkan dimensi horizontal kemasyarakatan masih sedikit diperankan,”ujar Dirjen.
Baca Juga: Jama’ah Muslimin Kutuk Keras Tentara Zionis Kencingi Al-Qur’an
Selain itu, katanya sejumlah daerah masih terdapat masjid yang tidak dibuka kecuali untuk salat jamaah, setelah itu masjid dikunci “Bahkan terkadang hanya ramai digunakan pada waktu Salat Maghrib, Isya dan Subuh saja,” katanya.
Tantangan lainnya, dikatakan Dirjen, adalah pengkaderan kepada generasi penerus yang harus ditingkatkan melalui program-program kemasjidan.
“Anak-anak dan Remaja perlu menjadi bagian penting dalam pembinaan berbasis Masjid. Karena program bagi generasi penerus berbasis masjid sejatinya memiliki peran strategis dalam membentuk karakter pribadi muslim, sehingga mampu menjadi penawar masalah-masalah keumatan,” imbuhnya. (R/R03/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menag Wacanakan Pramuka Wajib di Madrasah dan Pesantren