Jakarta, 4 Sya’ban 1437/11 Mei 2016 (MINA) — Peran penyuluh agama di tengah-tengah masyarakat seperti derap langkah yang sunyi. Berjuang tetapi masih kurang diperhatikan. Padahal, tak sedikit di antara penyuluh tersebut yang menerabas hutan, atau menyeberang antar pulau untuk membimbing masyarakat dalam mendalami agama.
Oleh karena itu, Ditjen Bimas Islam memberikan prioritas terhadap penyuluh dan memasukannya ke dalam program prioritas bersama dengan KUA dan Penghulu, demikian keterangan pers yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Program prioritas Bimas Islam terutama adalah KUA, Penyuluh, dan Penghulu,” ujar islam/">Dirjen Bimas Islam, Machasin, saat membuka Konsinyering Penyusunan Pagu Indikatif Ditjen Bimas Islam Tahun Anggaran 2017 di Hotel Lumire, Kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (11/5).
Dia mengatakan, penyuluh agama memiliki peran yang penting, termasuk dalam hal pencegahan terhadap kekerasan, pornografi, juga perlindungan terhadap keluarga dan orang-orang di sekitarnya.
Baca Juga: Update Bencana Sukabumi: Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian
Kepada peserta konsinyering, mantan Kepala Badan Litbang Kementerian Agama itu berpesan untuk membuat program yang disebutnya semodel dengan ‘Community Parenting’ atau kewajiban setiap orang dewasa untuk melindungi anak-anak di mana pun berada.
“Buatlah program semacam community parenting, dimana orang-orang dewasa kemudian memiliki kesadaran untuk melindungi anak-anak dari kekerasan,” katanya.
Machasin mengatakan, penyuluh harus memiliki peran dalam memberikan kesadaran kepada masyarakat, bahwa melindungi anak-anak dimana pun merupakan kewajiban agama.
Guru Besar Sejarah Kebudayaan Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu menambahkan bahwa dalam membuat program tersebut, perlu ditekankan empat aspek penting, yaitu metode, materi, buku panduan, serta pengorganisasian termasuk pengevaluasiannya.
Baca Juga: PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program 2025
“Capaian atas program tersebut bukan hanya pada realisasi anggaran, tapi juga dari segi out come atau dampak yang di rasakan oleh masyarakat,” pesan Machasin.
Kegiatan Konsinyering Penyusunan Pagu Indikatif Ditjen Bimas Islam Tahun Anggaran 2017 digelar selama tiga hari dari tanggal 11 hingga 13 Mei 2016 di hotel Lumire, Jakarta Pusat. Selain menghadirkan pembicara dari Kementerian PPN/Bappenas, kegiatan yang diikuti oleh 66 peserta itu juga mendatangkan narasumber dari Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan. (T/R05/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Naik 6,5 Persen, UMP Jakarta 2025 Sebesar Rp5,3 Juta