Bandung, 5 Muharram 1438/ 6 Oktober 2016 (MINA) – Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Prof. Kamaruddin Amin menyebutkan tiga tugas Ma’had Aly, perguruan tinggi keagamaan berbasis pesantren.
“Pertama, mencerdaskan masyarakat dan bangsa serta meningkatkan daya saing bangsa. Kedua, merawat Islam Indonesia, serta mengawal dan mempertahankan keindahan Islam Indonesia. Ini tugas eksklusif Ma`had Aly,” kata Kamaruddin saat menjadi narasumber pada Workshop Pengembangan Ma`had Aly dengan tema “Meningkatkan Budaya Mutu dan Menguatkan Kekhasan Pendidikan Tinggi Pesantren”, Bandung, Kamis (6/10).
Menurutnya, Islam dengan khas Indonesia sangat mungkin dilakukan oleh Ma`had Aly dibanding dengan perguruan tinggi lainnya.
“Ini tidak mudah. Kita sudah berhasil mengawal Islam Indonesia yang damai, toleran, dan demokratis sehingga dipandang sebagai model oleh dunia internasional,” kata pria lulusan Rheinische Friedrich-Wilhelms-Universitat Bonn tahun 2005 itu.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
Dan yang ketiga, katanya, mengobjektivifikasi dan mentransformasikan pengetahuan keagamaan menjadi perilaku dalam keseharian.
Acara workshop itu diselenggarakan oleh Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Penelitian dan Pengembangan serta Penelitian dan Pelatihan Kementerian Agama RI di Bandung.
Pertemuan itu dihadiri oleh para peneliti, pejabat, pengelola Mahad Aly se-Indonesia, dosen dan unsur organisasi masyarakat.
Kamaruddin juga memaparkan pandangannya tentang pengembangan Ma`had Aly.
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Menurut dia, pengembangan Ma`had Aly diletakkan dalam konteks memenuhi indikator tingkat kompetensi suatu bangsa secara global.
“Kompetensi suatu bangsa sangat tergantung pada kualitas pendidikan tinggi. Tidak ada negara maju tanpa keunggulan perguruan tinggi di dalamnya. Di Amerika, ada Harvard University, di Inggris ada Cambridge University. Di Jerman, ada Berlin University dan di Perancis ada Sorbonne University. Di Mesir, ada Al-Azhar University. Dan lain-lain,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, di Indonesia setidaknya ada 756 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam yang berbentuk universitas/institut dan sekolah tinggi serta 13 yang berbentuk Ma`had Aly.
“Tidak ada negara yang memiliki perguruan tinggi Islamnya sebanyak Indonesia. Oleh karenanya, Ma`had Aly tidak boleh putus dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat,” tambahnya. (L/P007/P001)
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)