Jakarta, 19 Rabiul Akhir 1438/18 Januari 2017 (MINA) – Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis), Kamaruddin Amin menyoroti tiga hal pentingnya mengembangkan Knowledge Management, Risk Management, dan Media Awareness.
Hal tersebut disampaikan dalam Rapat Pimpinan (Rapim) Jajaran Ditjen Pendis, di hadapan para pejabat eselon II, III dan IV, di Jakarta, Senin (16/01).
“Saya terkesan, yang selama ini tidak kita lakukan, ternyata dalam organisasi apapun, dalam proyek apapun yang sifatnya modern, dilakukan analisa manajemen yaitu knowledge management dan risk management, dan ini kita lupa, dua-duanya kita lemah di situ padahal ini karakter organisasi modern,” ujar Kamaruddin dalam laman resmi Kemenag yang dikutip MINA.
Pria yang pernah menjabat Sekretaris Ditjen Pendis periode 2012-2014 pun mengingatkan agar jangan menjalankan program/kegiatan hanya mementingkan serapannya yang bagus.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
“Mohon menjadi perhatian kita, knowledge management. Mungkin perlu media khusus seperti majalah dan website yang ternyata belum dimaksimalkan. Mulai dari eselon I sampai dengan JFU semua sama berpikir, untuk melakukan revitalisasi knowledge management,” katanya.
Sedangkan risk management, lanjut lelaki kelahiran Wajo 5 Januari 1969, pihaknya tidak pernah tahu apa risk management. Ia mengaku tidak punya indikator yang terukur dalam menjalankan amanah tugas pokok dan fungsi.
“Sebenarnya perbedaan kita dengan orang-orang yang sudah maju, apa yang mereka lakukan kita lakukan, cuma mereka lebih terencana, tertata, dan tersampaikan, cuma itu bedanya. Kita tidak terbiasa dengan dua hal itu. Oleh karenanya mohon di 2017 hal ini menjadi perhatian kita semua sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing,” paparnya.
Pada sesi lain, Dirjen pun mengungkapkan keinginannya agar jajaran Ditjen Pendis memiliki media awareness (kesadaran media).
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
“Saya ingin, kita semua memiliki media awareness, kesadaran media, kita semua harus menjadi juru bicara pendidikan Islam, sesuai dengan kapasitas dan potensi masing (sebagai potensi pribadi dan jabatan), yang kita harus maksimalkan,” ungkapnya.
Di akhir penyampaian, Dirjen menegaskan, umat Islam sendiri yang menjadi penentu kemajuan pendidikan Islam di Indonesia ini. (T/R09/R01)
Mi’raj Islamic News Agency
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September