Jakarta, 21 Syawwal 1436/6 Agustus 2015 (MINA) – Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin mengatakan, masyarakat dunia berharap pada pendidikan Islam di Indonesia untuk sekarang dan akan datang. Harapan ini tidak terlepas dari kondisi sejumlah Negara Timur Tengah yang terus mengalami gejolak sosial dan politik, dan kondisi perkembangan keislaman di sejumlah negara muslim belakangan ini, terlebih lagi di kawasan Timur Tengah.
“Indonesia-lah yang paling memungkinkan mengambil posisi sebagai pusat harapan pendidikan Islam dunia,” ucap Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin saat memberikan sambutan pada Wisuda dan Pelepasan Santri Penghafal Al-Quran Ke Turki. Demikian siaran pers Kemenag yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis.
Para santri itu mendapatkan beasiswa hafiz Al Quran ke Turki atas kerjasama Yayasan Tahfid Sulaimaniah United Islamic Cultural Centre of Indonesia (UICCI). Para santri yang akan berangkat ke Turki ini merupakan angkatan ke-VIII tahun ajaran 2014-2015. Program ini merupakan hasil kerjasama antara Kemneterian Agama dan Pemerintah Turki.
Dikatakan Kamaruddin, dalam rangka menyongsong Pendidikan Islam Indonesia sebagai destinasi pendidikan Islam dunia ke depan, Kementerian Agama telah menyusun berbagai langkah pengembangan pendidikan Islam, antara lain adalah program 10.000 Hafidz dan Hafidzhah Al Quran pada pondok pesantren dan 5.000 doktor pada perguruan tinggi keagamaan Islam. “Kita perlu susun dan songsong bersama pelaksanaan program ini secara maksimal,” ucapnya.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Menurutnya, dari tahun ke tahun, animo masyarakat untuk mengikuti program Beasiswa Tahfidz Alquran, terus meningkat. Kalau pada tahun pertama, proses seleksi hanya diikuti puluhan santri, kini Kemenag bahkan telah melakukan seleksi terhadap 1.200 santri dalam tiga tahun terakhir.
“Para lususan program Beasiswa Tahfidz Alquran ini kemudian ditempatkan di sejumlah pesantren Sulaimaniyah di Indonesia dan sebagian besar lainnya ditempatkan di berbagai negara untuk memperkenalkan dan mendakwahkan Islam yang damai ke masyarakat dunia,” tuturnya.
Kamaruddin Amin mengatakan di antara lembaga Pendidikan Islam yang menjadi tanggung jawab Kementerian Agama adalah pondok pesantren. Lembaga ini merupakan lembaga yang memiliki sejarah amat panjang di Indonesia dan kontribusinya terhadap pembinaan ke-Islaman dan ke Indonesian juga sangat penting.
“Melalui jaringan intelektual yang dikembangkan alumni pesantren yang kemudian berperan dan mengakar pada sejumlah lembaga pendidikan Islam, seperti madrasah diniyah takmiliyah yang tersebar di setiap desa dan kelurahan, majelis taklim yang tersebar di hampir setiap RT dan RW, serta tokoh-tokoh masyarakat di pedesaan dan perkotaan, penyebaran dan penanaman nilai-nilai Islam kepada masyarakat luas sangat nyata,” terang Kamaruddin Amin.
Baca Juga: Lomba Mewarnai dan Menggambar Al-Aqsa Meriahkan Festival Baitul Maqdis di Samarinda
“Kita selaku umat Islam patut berterima kasih dan memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para pengasuh pondok pesantren yang terus berjuang dalam membangun pondok pesantren yang berkualitas,” tambahnya.
Hadir dalam kesempatan ini, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Sekjen Kemenag Nur Syam, Dubes Turki untuk Indonesia Zekeria Akcam, dan beberapa duta besar negara sahabat, serta pejabat eselon I dan II Kemenag. (T/P010/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat