Cox’s Bazar, MINA – Satu keluarga Rohingya yang beranggotakan lima orang terpaksa kembali mengungsi ke Bangladesh pada Kamis (24/7) lalu, kurang dari sebulan setelah pulang sukarela mereka ke Myanmar. Keluarga itu menuduh separatis Tentara Arakan yang berkuasa menyiksa dan memeras mereka.
Mohammed Zubair, seorang warga kamp 24 di Ukhiya, Bangladesh, dan sepupu dari pengungsi yang kembali tersebut, menyatakan bahwa kerabatnya kembali ke kamp-kamp Rohingya di Bangladesh setelah Tentara Arakan menggerebek rumah mereka di Maungdaw, Negara Bagian Arakan, dan menuntut 50 juta kyat. Arakan News Agency (ANA) melaporkan pada Senin (28/7).
Zubair menambahkan bahwa mereka sebelumnya telah melarikan diri ke Bangladesh sekitar sembilan bulan yang lalu, setelah disiksa dan diperas saat mengerjakan sebuah proyek bisnis di Maungdaw. Pada 3 Juli, mereka memutuskan untuk pulang ke Myanmar.
Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa Tentara Arakan menyerang rumah keluarga tersebut setelah pulang, menyerang anggota keluarga lainnya. Mereka kemudian berhasil melarikan diri dan memutuskan mengungsi lagi ke Bangladesh melalui Sungai Naf.
Baca Juga: Keamanan Saudi Tangkap Pengibar Bendera Palestina di Depan Ka’bah
Komisioner Urusan Pengungsi dan Bantuan Bangladesh, Mohammed Mizanur Rahman, mengonfirmasi kepulangan keluarga tersebut, dengan menyatakan, “Saya dengar mereka kembali setelah disiksa dan diperas oleh Tentara Arakan.”
Sebelumnya, Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) mengumumkan kepulangan 82 rohingya/">pengungsi Rohingya ke Negara Bagian Arakan di Myanmar barat pekan lalu, menandai kepulangan sukarela pertama yang diketahui sejak pengungsian massal pada tahun 2017. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Suriah Akan Gelar Pemilihan Parlemen Pertama September