Jakarta, MINA – Lembaga Al-Wasat Institute bekerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) serta Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Kementerian Agama menyelanggarakan Diskusi Publik Milenial dengan tema “Bicara Moderasi Beragama” di Jakarta, Kamis (5/12).
Dalam sambutanya, Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI, Abdurahman Mas’ud merasa senang dengan konsep acara diskusi mengenai dinamika milenial/">generasi milenial dalam isu moderasi beragama.
“Sangat cocok membicarakan Moderasi Beragama bersama milenial/">Generasi Milenial dengan suasana kedai kopi seperti ini,” ujarnya.
Rahman menambahkan, masih banyak yang menganggap bahwa radikalisme dan intoleransi itu tidak ada di tengah-tengah masyarakat.
Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan
“Banyak yang tidak mengakui. Padahal semua agama ada (intoleran dan radikalisme), riset-riset banyak bicara hal itu, itu namanya deny the truth,” tambahnya.
Menurut Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Hafiz Syafaaturrahman, milenial/">generasi milenial punya peran besar dalam menyuarakan moderasi beragama. Sebab punya dua modal besar yaitu nalar kritis dan inisiatif bergerak mandiri.
“Dua modal tersebut bisa sebagai akselerasi aksi dan menjaga nalar baik. Sehingga setiap program yang kerjakan melenceng dari koridor yang telah ditentukan,” jelasnya.
Sedangkan menurut Faozan Amar, selaku Direktur Al-Wasat Institute, moderasi beragama sangat urgen untuk terus disosialisikan di tengah-tengah masyarakat yang majemuk.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
“Karena Moderasi Beragama sama dengan merawat kebinekaan,” ujar Faozan yang juga Sekretaris Lembaga Dakwah Khusus (LDK) PP Muhammadiyah.
Diskusi Publik Milenial ini diikuti perwakilan perhimpunan dan organisasi pemuda Islam, akademisi dan jurnalis.(L/R01)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan