Jepara, MINA – Dalam upaya melestarikan warisan budaya lokal, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Jepara Jawa Tengah mengadakan program belajar seni ukir untuk siswa-siswa tingkat SMP di Museum RA Kartini.
Program yang dilaksanakan di saat masa liburan sekolah ini, bertujuan untuk memperkenalkan dan mengajarkan keterampilan mengukir kepada generasi muda. Sehingga seni ukir Jepara yang terkenal dapat terus hidup dan berkembang.
Kepala Disparbud Jepara, Moh. Eko Udyyono mengatakan, pelatihan yang dimulai pada awal Juli ini diikuti oleh puluhan siswa dari berbagai sekolah di Jepara.
Mereka diajarkan teknik dasar hingga lanjutan dalam seni ukir kayu, yang merupakan salah satu kebanggaan Jepara dan telah dikenal hingga mancanegara.
Baca Juga: Ponpes Al-Fatah Harap Kerja Sama dengan Muspika Cileungsi Berlanjut
“Kami ingin memastikan bahwa seni ukir Jepara tidak hanya menjadi bagian dari sejarah, tetapi juga masa depan. Dengan melibatkan siswa dalam pelatihan ini, kami berharap mereka akan merasa bangga dan tertarik untuk melanjutkan tradisi ini,” katanya kepada wartawan, Selasa (2/7/2024).
Dalam pelatihan ini, para siswa dibimbing oleh para pengrajin ukir berpengalaman yang telah lama berkecimpung dalam industri seni ukir.
Selain belajar mengukir, siswa juga diajarkan tentang sejarah dan filosofi di balik motif-motif ukiran Jepara yang kaya makna.
“Sangat menyenangkan bisa belajar langsung dari ahlinya. Saya jadi lebih memahami betapa detail dan sulitnya membuat ukiran yang indah. Semoga saya bisa terus belajar dan menjadi pengrajin ukir yang handal,” kata Anto, satu siswa peserta pelatihan.
Baca Juga: Kapolsek Cileungsi Apresiasi Pertanian Modern di Pondok Pesantren Al-Fatah
Kegiatan ini juga mendapatkan dukungan penuh dari Museum RA Kartini, yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk pelatihan.
“Museum RA Kartini selalu terbuka untuk kegiatan yang bertujuan melestarikan budaya lokal. Kami bangga bisa menjadi bagian dari upaya ini,” kata Eko.
Dengan adanya program ini, diharapkan seni ukir Jepara akan terus terjaga dan dapat diwariskan kepada generasi berikutnya.
Disparbud Jepara berencana untuk menjadikan pelatihan ini sebagai kegiatan rutin yang diadakan setiap tahun, sehingga semakin banyak generasi muda yang terampil dalam seni ukir.
Baca Juga: Ulama Palestina Ungkap Tiga Alasan Warga Gaza Bertahan Meski Terus Dibombardir
Program pelatihan seni ukir ini merupakan salah satu langkah nyata dalam upaya melestarikan warisan budaya Jepara dan menjadikannya bagian integral dari identitas dan kebanggaan masyarakat Jepara.
Seni ukir telah menjadi muatan lokal di dunia pendidikan Kabupaten Jepara. Museum RA Kartini juga menjadi fasilitator dan sarana edukasi dalam upaya pelestarian seni ukir.
“Sekaligus kegiatan ini untuk memperkenalkan koleksi seni ukir yang ada di Museum Kartini. Seperti Macan Kurung dan motif lainnya,” ujar Eko.
Menurutnya, seni ukir sudah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia pada 2015, dan saat ini Macan Kurung sebagai bagian dari seni ukir Jepara menjadi nominasi WBTB Indonesia 2024. Sehingga sudah seharusnya menjadi kewajiban untuk ikut melestarikan.
Baca Juga: Sempat Terganggu, Perjalanan KRL Lintas Bekasi Kembali Normal
Perlu diketahui, belajar bersama di museum merupakan agenda rutin tahunan yang diselenggarakan di Museum RA Kartini, sesuai dengan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan DAK Non-fisik Museum dan taman Budaya.
Tiap tahun belajar bersama di museum mengusung tema yang berbeda, seperti tema anyaman rotan pada 2023, gerabah mayong pada 2022, dan batik Jepara pada 2021. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Hujan Ringan hingga Sedang