Distribusi Pangan ACT Jangkau Kamp Pengungsi Suriah

Jakarta, 6 Sya’ban 1437/13 Mei 2016 (MINA) – Setelah hampir sepekan, Tim SOS Syria-Aksi Cepat Tanggap () berhasil menjejakkan kaki di , negara yang berbatasan langsung dengan .

Lembaga bantuan kemanusiaan nonpemerintah ACT mengatakan pilihan untuk transit di Turki dianggap solusi terbaik sampai dengan Jumat (13/5) ini. Pasalnya, aksi blokade yang dilakukan rezim pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad di Aleppo masih sulit untuk ditembus. Bahkan banyak bantuan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa tertahan di perbatasan Suriah.

“Selama sepekan di Turki, Tim SOS Syria-ACT berfokus di wilayah selatan Turki, dekat dengan garis perbatasan Suriah,” ungkap ACT dalam rilis berita yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jumat (13/5).

Di lokasi ini, tim ACT menjalin kerjasama dengan lembaga kemanusiaan asal Turki dan Suriah, mencoba bergerak cepat membantu distribusi logistik dan di banyak titik kamp pengungsian Suriah yang ada di sepanjang perbatasan.

Pada Rabu (11/5), Tim SOS Syria- ACT yang dipimpin langsung oleh Senior Vice President ACT, Syuhelmaidi Syukur, sukses mendistribusikan bantuan pangan untuk kamp pengungsian Suriah yang terletak di sebuah kota sebelah selatan Turki.

“Distribusi bahan pangan ini difokuskan untuk anak yatim dan janda korban perang Suriah yang kini menetap di kamp pengungsian, di sebuah desa kecil bernama Baglar Mahalesi,” ujar ACT.

Logistik berupa bahan pangan amanah masyarakat Indonesia pun tuntas disalurkan di salah satu kamp pengungsian Baglar Mahalesi. Kamp ini hanya berjarak kurang lebih 61 kilometer dari Kota Aleppo, seperti yang termaktub di aplikasi jelajah Google Maps.

Menurut ACT, walau perjalanan menuju Aleppo hanya sekitar satu jam perjalanan, jalan membentang menuju kota itu tak bisa begitu saja dilintasi. Ada gerbang perbatasan super ketat yang tak bisa ditembus sembarangan dan risiko keamanan yang harus dicermati.

Kamp pengungsi Baglar Mahalesi adalah kompleks pengungsian cukup besar yang dikelola oleh sebuah lembaga nonpemerintah (NGO) asal Suriah. Kompleks ini memiliki dapur umum, pusat pendidikan, pusat bermain anak, masjid, dan ruang-ruang untuk tempat para penghuni kompleks bertatapmuka dan bersilaturahim.

“Terimakasih, semoga dibalas kebaikan oleh Allah. Alhamdulillah, kebutuhan dapur dan logistik kami terpenuhi untuk dua pekan ke depan,” seru Abdul Hamid, kordinator logistik di kompleks tersebut.

Hanya berjarak setengah jam perjalanan dari pos perbatasan Suriah, kamp pengungsi target distribusi pangan ACT ini berada di sebuah kota yang jadi pilihan utama puluhan ribu pengungsi Suriah untuk mencari perlindungan keamanan.

Menurut pemerintah Turki, gerbang perbatasan Turki sebelah selatan yang menghubungkan Sarmada atau Idlib di Suriah adalah jalur lintas batas paling sibuk antara kedua negara. Karena itu kamp pengungsian warga sipil Suriah di sebelah selatan Turki membludak luar biasa. Kota yang jadi sasaran distribusi bantuan ini pun berubah menjadi “the Little Syria” saking banyaknya jumlah pengungsi Suriah di kota ini.

Catatan terbaru yang dirilis oleh pemerintah Turki menyebutkan ada 95 ribu lebih pengungsi Suriah di kota ini. Padahal hasil sensus penduduk tahun 2012 silam hanya ada 89 ribu penduduk asli yang memegang identitas penduduk Turki.

Laporan dari Tim SOS Syria – ACT di Turki, kebanyakan pengungsi Suriah sudah menemukan napas hidup yang baru di kota dekat perbatasan ini. Keterbatasan sumber daya sebagai pengungsi korban keganasan perang Suriah tak menyurutkan semangat mereka untuk memulai hidup baru.

Dewasa ini, banyak pengungsi Suriah di kamp pengungsian selatan Turki mulai membuka usaha roti, menjual daging, dan menjual panganan lokal asal Suriah. Harapan baru pun mulai muncul dari kamp di daerah perbatasan ini. Perlahan tapi pasti masa depan puluhan ribu warga sipil Suriah bisa kembali benderang. (L/P022/R05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.