Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ditemukan Kandungan Pengawet Berlebih, 1 Ton Makanan Basreng Asal Indonesia Tertahan di Taiwan

Widi Kusnadi Editor : Rudi Hendrik - 38 detik yang lalu

38 detik yang lalu

0 Views

makanan khas Indonesia Baso Goreng (Basreng) (foto: Fpik)

Taipei, MINA – Otoritas pengawas pangan Taiwan, Food and Drug Administration (TFDA), menahan lebih dari 1 ton keripik baso goreng (basreng) asal Indonesia setelah ditemukan mengandung zat pengawet asam benzoat melebihi batas aman.

Langkah itu dilakukan untuk melindungi konsumen dari potensi risiko kesehatan akibat konsumsi produk pangan yang tidak sesuai standar.

Menurut laporan TFDA, basreng tersebut dikemas dan dikirim melalui jalur impor resmi, namun saat diuji, kadar asam benzoat yang terkandung melebihi ambang batas yang diizinkan oleh regulasi Taiwan. Sebagai tindak lanjut, TFDA langsung menahan seluruh kontainer berisi sekitar 1.020 kilogram basreng sebelum didistribusikan ke pasar.

Kepala TFDA menyatakan bahwa pihaknya terus melakukan pengawasan ketat terhadap produk pangan impor, termasuk camilan dari berbagai negara, untuk memastikan keselamatan konsumen. “Setiap produk yang tidak memenuhi standar keamanan pangan akan kami tahan atau dikembalikan ke negara asal,” ujar pejabat TFDA dalam pernyataannya, Kamis (30/10).

Baca Juga: Enam Negara Desak Bantuan Kemanusiaan Masuk ke Gaza

Kasus ini menjadi perhatian bagi eksportir makanan Indonesia. Produk pangan yang hendak dikirim ke luar negeri wajib mematuhi standar keamanan dan regulasi negara tujuan, termasuk batas penggunaan bahan pengawet seperti asam benzoat.

Pakar keamanan pangan menyarankan agar produsen lokal selalu melakukan pengujian kandungan bahan tambahan secara rutin. Hal ini bertujuan untuk menjaga reputasi produk Indonesia di pasar internasional dan mencegah risiko penolakan atau penyitaan di negara tujuan ekspor.

Meski insiden ini mencuat, TFDA menegaskan tidak ada laporan korban kesehatan dari masyarakat Taiwan akibat konsumsi basreng tersebut. Barang-barang yang ditahan kini sedang menunggu keputusan lebih lanjut terkait pemusnahan atau pengembalian ke Indonesia.

Pengamat perdagangan internasional menilai kasus ini menjadi pengingat penting bagi produsen makanan ringan di Indonesia untuk meningkatkan kontrol mutu dan kepatuhan regulasi internasional agar produk tetap diterima di pasar ekspor. []

Baca Juga: Indonesia dan Jepang Sepakat Perkuat Kerja Sama Militer Melalui Pertukaran Pendidikan Perwira

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda