New York, MINA – Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengadakan sesi darurat, Jumat (8/12) untuk membahas situasi yang memburuk dengan cepat di Jalur Gaza.
Berdasarkan laporan WAFA, Pertemuan darurat Dewan Keamanan membahas krisis Palestina-Israel dilaksanakan pada pukul 10 pagi waktu setempat di New York atau pukul 22.00 WIB waktu Jakarta. Pertemuan masih berlangsung dengan perdebatan yang sengit, pemungutan suara ditunda untuk mencari titik temu, demikian keterangan yang dikutip MINA.
Ekuador, yang saat ini memimpin dewan pada bulan Desember, menggelar sidang ini sebagai respons terhadap penggunaan Pasal 99 Piagam PBB oleh Sekretaris Jenderal PBB, sekaligus sebagai reaksi terhadap agresi Israel yang semakin meningkat terhadap rakyat Palestina.
Dalam pidatonya, Sekjen PBB Antonio Guterres dengan tegas menyatakan meskipun Hamas melakukan serangan kejam terhadap Israel pada 7 Oktober, hal itu tidak dapat dijadikan pembenaran atas pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh Israel di Gaza.
Baca Juga: Syamsuri Firdaus Juara 1 MTQ Internasional di Kuwait
Guterres, dalam surat yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada Dewan Keamanan pada hari Rabu, memperingatkan akan adanya keruntuhan total ketertiban umum yang akan segera terjadi. di Gaza karena serangan Israel yang sedang berlangsung yang dimulai pada 7 Oktober.
Guterres menggambarkan penduduk Gaza seperti manusia yang terombang-ambing tanpa dasar-dasar untuk bertahan hidup. “Tidak ada tempat yang aman di Gaza,” katanya, menyoroti betapa sulitnya kondisi di sana.
Guterres melaporkan keluarga-keluarga kehilangan segalanya dan terpaksa tidur di lantai beton yang dingin. Sementara itu, krisis pangan telah melanda Gaza, mengakibatkan sebagian besar penduduk mengalami kelaparan.
“Saya dengan tegas mengutuk serangan Hamas pada 7 Oktober dan mendesak pembebasan segera sandera Israel yang ditahan oleh Hamas,” kata Guterres. (T/R8/P2)
Baca Juga: AS Jatuhkan Sanksi Enam Pejabat Senior Hamas
Mi’raj News Agency (MINA)