Jakarta, MINA – Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Bali tengah mengembangkan Masjid Pantai Bali di Kabupaten Jembrana sebagai pusat kegiatan keagamaan dan literasi yang terintegrasi dengan destinasi wisata religi.
Masjid tersebut dirancang menjadi ikon inklusif dan berkelanjutan dengan pendekatan edukatif, sosial, dan ekologis.
Ketua DMI Provinsi Bali, Ustadz Bambang Santoso, menyampaikan hal itu dalam laporan strategis pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) DMI yang berlangsung di Jakarta, Ahad (18/5). Menurut dia, masjid masa depan harus mampu mengemban fungsi ibadah sekaligus pemberdayaan masyarakat.
“Masjid Pantai Bali kita rancang bukan hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga pusat literasi, ekonomi umat, edukasi lingkungan, dan wisata religi. Ini bentuk konkret dari masjid yang memberi manfaat luas dan berkelanjutan,” ujarnya.
Baca Juga: KTT Liga Arab di Baghdad Desak Masuknya Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Masjid yang dikembangkan bersama Yayasan Masjid Pantai Nusantara (YMPN) dan DKM Masjid Pantai Bali itu mengusung konsep Wisatapreneur Rahmatan lil ‘Alamin dengan lima pendekatan, yakni edukasi, ekonomi, ekologi, empati, dan hiburan (entertain).
Model itu ditujukan untuk menciptakan ekosistem dakwah sosial yang inklusif dan relevan dengan perkembangan zaman.
Dalam Rakernas tersebut, Ustadz Bambang menekankan pentingnya menjadikan masjid sebagai pusat literasi melalui pengembangan program Satu Masjid Satu Perpustakaan.
Ia meyakini bahwa akses literasi yang berbasis masjid dapat memperkuat kesadaran keislaman dan sosial masyarakat, terutama generasi muda.
Baca Juga: Trump Janji Atasi Krisis Kemanusiaan di Gaza
“Literasi harus menjadi bagian dari denyut kehidupan masjid. Melalui perpustakaan, kita membangun tradisi belajar dan memperluas cakrawala berpikir umat,” katanya.
Pengembangan Masjid Pantai Bali sebagai Masjid Ikonik juga membuka ruang kolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, lembaga zakat dan wakaf, hingga komunitas wisata dan pelaku usaha. DMI Bali berharap manfaatnya dapat dirasakan secara langsung oleh warga lokal maupun wisatawan.
Selain proyek pengembangan masjid, DMI Bali juga melaporkan sejumlah capaian dalam Rakernas, antara lain pembentukan kepengurusan DMI di seluruh kabupaten/kota di Bali, distribusi mushaf Al-Qur’an bekerja sama dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), penyelenggaraan workshop kurban ramah lingkungan, serta penguatan pendidikan keumatan.
“Kami ingin membuktikan bahwa masjid juga bisa menjadi pusat inovasi sosial dan lingkungan. Model Masjid Pantai Bali akan menjadi referensi nasional bagaimana dakwah bisa berjalan seiring dengan pembangunan berkelanjutan,” ujar Ustadz Bambang.
Baca Juga: Pawai Besar-besaran di Yaman Bertajuk Bersama Gaza Melawan Kejahatan Genosida dan Kelaparan
Sementara itu, Ketua Umum PP DMI, Jusuf Kalla, dalam pembukaan Rakernas sebelumnya menegaskan bahwa masjid perlu menjalankan fungsi sosial dan ekonomi secara optimal. Menurut dia, kemajuan umat tidak hanya ditentukan oleh keimanan, tetapi juga kemampuan dalam membangun sistem yang produktif dan mandiri.
“Masjid harus dimakmurkan, dan memakmurkan. Ini menjadi misi bersama kita semua,” kata Jusuf Kalla. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Trump Kunjungi Masjid Agung Sheikh Zayed bersama Putra Mahkota Abu Dhabi