Jakarta, MINA – Dewan Masjid Indonesia (DMI) menggagas program “Satu Masjid Satu Perpustakaan” sebagai bagian dari penguatan peran masjid dalam bidang literasi dan pemberdayaan umat.
Program tersebut diperkuat melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara DMI dengan tiga kementerian serta Bank Tabungan Negara (BTN) dalam rangkaian Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Halalbihalal DMI di Jakarta, Sabtu (17/5).
Rakernas dan Halal Bi Halal DMI itu juga dihadiri Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Prof Abdul Mu’ti, Menteri ATR Nusron Wahid dan Menteri Tenaga Kerja Prof Yassierli serta perwakilan Bank Tabungan Negara (BTN).
Ketua Umum DMI Jusuf Kalla dalam sambutannya mengatakan, masjid harus dimaksimalkan tidak hanya sebagai tempat ibadah, melainkan sebagai pusat kegiatan ekonomi, pendidikan, dan sosial kemasyarakatan.
Baca Juga: Lebih dari100 Ribu Jamaah Haji Indonesia Tiba di Madinah
“Memakmurkan masjid dan dimakmurkan masjid adalah misi kita bersama. Umat Islam tidak kekurangan dalam hal ibadah atau keimanan, tetapi masih lemah dalam aspek ekonomi,” ujar Wapres RI ke-10 dan ke-12 tersebut di hadapan peserta Rakernas.
Melalui kerja sama dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, DMI akan mendorong pendirian perpustakaan di setiap masjid guna memperkuat budaya literasi masyarakat, khususnya anak-anak dan remaja.
“Dengan perpustakaan di masjid, kita ingin mengurangi ketergantungan anak-anak terhadap gawai, dan mengalihkannya ke aktivitas membaca,” ujarnya.
Selain itu, DMI juga mencanangkan program pendirian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di masjid-masjid guna membangun karakter generasi muda Islam sejak dini dengan landasan nilai-nilai keislaman.
Baca Juga: Gunakan Visa Kerja untuk Berhaji, 117 WNI Ditolak Saudi
Kerja sama juga dijalin dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) untuk membantu menyelesaikan persoalan administrasi tanah wakaf. Menurut JK, masih banyak masjid yang menghadapi konflik terkait status kepemilikan lahan.
“Sering kali terjadi sengketa karena wakaf belum memiliki administrasi yang jelas, sehingga dapat menimbulkan masalah hukum di kemudian hari,” kata dia.
Sementara itu, kolaborasi dengan Kementerian Ketenagakerjaan diarahkan untuk mencetak tenaga kerja terlatih yang juga memiliki nilai religius.
“Negara ini butuh tenaga kerja yang tidak hanya terampil, tetapi juga berakhlak baik. Masjid memiliki peran untuk membantu mempersiapkan sumber daya manusia seperti itu,” imbuhnya.
Baca Juga: Pakistan Peringati ‘Hari Syukur’ Usai Gencatan Senjata dengan India
Bank Tabungan Negara (BTN) turut serta dalam kerja sama untuk mendukung pembiayaan pengembangan fasilitas masjid dan pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas.
Ketua Perhimpunan Remaja Masjid (PRIMA) DMI Munawar Khalil turut menyampaikan dukungannya terhadap program-program hasil Rakernas tersebut.
Ia menilai langkah DMI membuka peran strategis masjid sebagai pusat literasi dan ekonomi merupakan peluang emas bagi generasi muda.
“Sudah saatnya pemuda dan remaja masjid menjadi penggerak dan agen perubahan. Kami di PRIMA DMI siap mengawal dan mengimplementasikan program unggulan seperti satu masjid satu perpustakaan hingga PAUD berbasis masjid,” ujarnya.
Baca Juga: Ratusan Santri Al-Fatah Wonogiri Long March Peringati 77 Tahun Nakba
Munawar menambahkan, keterlibatan aktif remaja masjid dalam program-program DMI merupakan bagian dari proses regenerasi kepemimpinan dan penguatan peran masjid sebagai pilar peradaban umat.
“Remaja masjid harus menjadi motor penggerak transformasi sosial berbasis masjid. Rakernas DMI memberi energi baru bagi kami untuk terus bergerak,” katanya.
Sementara Jusuf Kalla berharap, masjid-masjid di seluruh Indonesia dapat terus berfungsi aktif dan tidak pernah sepi dari kegiatan positif.
Ia bahkan mengusulkan agar masjid dapat dibuka 24 jam sebagai pusat kegiatan umat.
Baca Juga: Istana: Bukan Relokasi, Bantuan Palestina Fokus pada Pengobatan dan Pendidikan
“Masjid bukan hanya tempat ibadah lima waktu, tetapi harus menjadi pusat aktivitas umat sepanjang waktu,” tutur JK.
Ia juga mengapresiasi kondisi masjid-masjid saat ini yang dinilai semakin modern dan representatif, serta mengingatkan agar tidak melupakan fungsi utamanya sebagai penggerak peradaban umat.
“Fungsi utama masjid adalah memakmurkan dan dimakmurkan. Ini harus terus kita jaga,” pungkasnya.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komdigi Ungkap Ada Anak di Bawah 10 Tahun Terjerat Judi Online