Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

DMI DUKUNG PEMBANGUNAN PENDIDIKAN ISLAM KELAS DUNIA

kurnia - Selasa, 16 Juni 2015 - 09:55 WIB

Selasa, 16 Juni 2015 - 09:55 WIB

602 Views ㅤ

Ketua Pengurus Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI), KH. Muhammad Natsir Zubaidi.(Foto: Doc. MINA)
Ketua Pengurus Pusat (PP) <a href=

Dewan Masjid Indonesia (DMI), KH. Muhammad Natsir Zubaidi " width="300" height="168" /> Ketua Pengurus Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI), KH. Muhammad Natsir Zubaidi

Jakarta, 29 Sya’ban 1436/16 Juni 2015 (MINA) – Dewan Masjid Indonesia (DMI) mendukung dan menyambut baik pernyataan Wakil Presiden (Wapres) RI, Muhammad Jusuf Kalla bahwa pemerintah akan membangun Lembaga Pendidikan Islam kelas dunia.

Ketua Bidang Sarana, Hukum dan Waqaf Pimpinan Pusat (PP) DMI, Muhammad Natsir Zubaidi menyatakan, “gagasan Wapres Kalla yang juga Ketua Umum PP DMI tersebut, sangat berkorelasi dengan sejarah panjang ummat Islam dalam pendirian negara dan bangsa Indonesia,” kata Natsir, Selasa (9/6) pagi.

Apalagi, katanya, ormas-ormas Islam seperti Muhammadiyah, Perikatan Umat Islam (PUI), Nahdlatul Ulama (NU) dan Al-Washliyah jauh lebih tua usianya daripada Negara RI yang baru diproklamirkan pada 17 Agustus 1945.

“Selain itu, pemikiran tokoh-tokoh ummat Islam seperti Muhammad Natsir juga telah mendapatkan penghargaan dari Malik Faisal Foundation serta diakui sebagai tokoh dunia Islam,” ujarnya.

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

Natsir mengungkapkan, level tokoh-tokoh Islam Indonesia sudah sama dengan Hasan Al Bana dari Mesir, Hasan Turrabi dari Sudan, Abul A’la Al Maududi, Abul Hasan An Nadwi dari India, Alama Iqbal dari Pakistan dan Malek Bennabi dari Aljazair.

Menurutnya, sumbangan pemikiran terlihat jelas dalam diskursus Islam (agama) dan negara sehingga menimbulkan polemik yang elegan antara Soekrno-Natsir. Polemik ini telah memberikan warna bagi kehidupan bangsa dan negara hingga saat ini.

“Gagasan tentang potensi ummat Islam Indonesia terkait pentingnya korelasi antara masjid, pesantren dan perguruan tinggi perlu menjadi studi dunia Islam karena masjid, pesantren dan institusi pendidikan dibangun secara swadaya dan mencerminkan kekuatan civil society Indonesia,” katanya.

Kekuatan  Civil Society ini, paparnya, telah mengawal NKRI secara riil, apalagi jumlah masjid di Indonesia ada 700 ribu, pesantren dan perguruan tinggi Islam yang dimiliki NU dan Muhammadiyah pun memiliki jama’ah, santri, siswa dan mahasiswa.

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

“Semua ini adalah kekuatan bangsa Indonesia dan sudah saatnya umat Islam Indonesia memberikan kontribusi pemikiran untuk dunia. Saya berharap agar gagasan lembaga pendidikan Islam bertaraf internasional ini bisa segera terwujud,” ujarnya.
(T/P002/R01)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
MINA Millenia
Indonesia
Internasional
Asia
Ekonomi