DMI.jpg">DMI.jpg" alt="DMI" width="280" height="180" />Jakarta, 20 Syawwal 1436/5 Agustus 2015 (MINA) – Dua organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam terbesar Nahdhatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah tengah menggelar muktamar, NU di Jombang pada 1 sampai 5 Agustus, sementara Muhammadiyah di Makassar, 1 sampai 7 Agustus,.
Keduanya dibuka secara resmi oleh Presiden RI, Joko Widodo, dan rencananya akan ditutup oleh Wakil Presiden Muhamad Jusuf kalla itu memberikan makna dan memiliki nilai strategis bagi perjalanan bangsa dan negara.
Untuk itu, Dewan Masjid Indonesia (DMI) berharap sekali dari pelaksanaan dua muktamar tersebut melahirkan gagasan dan karya terbaik yang bermanfaat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, demikian keterangan Press DMI dilaporkan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu (5/8).
“Muktamar NU dan Muhammadiyah sangat strategis untuk perjalanan negeri ini. Semua mata bertuju kepada kedua ormas tersebut, masyarakat menanti hasilnya, bahkan dunia internasional pun menanti hasil terbaik kedua muktamar tersebut,” kata Sekretaris Kominfo, Kerjasama Antar lembaga dan Hubungan Luar Negeri. PP DMI, Hery Sucipto.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
DMI menilai keberadaan dan eksistensi NU dan Muhammadiyah bagi Indonesia sangat besar. Kontribusi kedua ormas tersebut, lebih lanjut, sangat nyata, baik dalam era perjuangan fisik pra dan pasca kemerdekaan maupun di era pembangunan saat ini.
“Muhammadiyah yang banyak membangun lembaga pendidikan hingga lebih 10 ribu sekolahan, ratusan rumah sakit dan panti asuhan, serta NU yang punya lembaga pendidikan pesantren hingga puluhan ribu, serta amal usaha lainnya, jelas bentuk pemberdayaan dan pencerdasan nyata bagi kehidupan bangsa,” jelas Hery.
Karena itu, DMI sangat berharap kiprah dan kontribusi NU dan Muhammadiyah akan terus ditingkatkan mengingat tuntutan zaman dan perkembangan yang kian kompleks. Di sisi lain, ungkapnya, masyarakat dan negara juga membutuhkan kedua ormas tersebut dalam upaya pemberdayaan dan pembangunan mewujudkan kesejahteraan.
Aspek penting lainnya yang perlu diseriusi untuk digarap adalah sektor perekonomian umat. Sebagai umat mayoritas, umat Islam di Indonesia masih minoritas dalam masalah ekonomi. Untuk itu, NU dan Muhammadiyah juga fokus melakukan pemberdayaan di bidang perekonomian umat.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
“Hanya dengan pemberdayaan perekonomian umat, akan terwujud kemandirian dan kesejahteraan. Pemerintah musti terlibat bersama-sama NU dan Muhammadiyah untuk pemberdayaan ekonomi umat tersebut,” tutup Herry. (T/P002/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain