Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Doa Bulan Rajab Penuh Keberkahan yang Dianjurkan Rasulullah

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 55 detik yang lalu

55 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi

BULAN Rajab merupakan salah satu dari empat bulan haram (al-asyhur al-hurum) yang Allah muliakan. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya dirimu dalam bulan-bulan itu.” (QS. At-Taubah: 36)

Para mufassir seperti Imam Ibn Katsir menjelaskan bahwa bulan-bulan haram adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Karenanya, Rajab bukan bulan biasa, melainkan momentum istimewa untuk meningkatkan amal, doa, dan ketaatan.

Salah satu doa yang masyhur diriwayatkan dari Nabi SAW adalah:

“اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ”

Allahumma baarik lanaa fii Rajaba wa Sya’baana wa ballighnaa Ramadhaan.
Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan.

Baca Juga: Niat Puasa Rajab Sekaligus Qadha Ramadhan – Apakah Bisa Digabung?

Doa ini diriwayatkan Imam Ahmad dalam Musnad (2346), at-Tabarani dalam al-Mu’jam al-Awsath, dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman (7/446). Memang, sebagian ahli hadis seperti Syaikh al-Albani menilai sanadnya lemah. Namun, banyak ulama yang membolehkan mengamalkannya karena maknanya sahih dan sesuai dengan prinsip umum doa. Imam an-Nawawi dalam al-Adzkar menegaskan bahwa doa yang berisi permintaan kebaikan boleh diamalkan meski tidak ada dalil khusus yang sangat kuat, selama tidak bertentangan dengan syariat.

Makna doa ini begitu dalam. Kita meminta keberkahan pada bulan Rajab dan Sya’ban. Menurut Imam al-Qurthubi, al-barakah adalah bertambahnya kebaikan, manfaat, dan rahmat dalam kehidupan seorang hamba. Dengan doa ini, seorang Muslim mengakui bahwa segala keberkahan hanya dari Allah, dan berharap bekalnya cukup untuk menyambut Ramadhan.

Hasan al-Bashri rahimahullah memberi perumpamaan indah: “Rajab adalah bulan menanam, Sya’ban bulan menyiram, dan Ramadhan bulan memanen.” (dikutip dalam Latha’if al-Ma’arif karya Ibn Rajab al-Hanbali). Perumpamaan ini menegaskan bahwa doa Rajab adalah awal dari persiapan menuju puncak ibadah di bulan Ramadhan.

Selain itu, doa ini menunjukkan pentingnya visi dan perencanaan spiritual. Nabi SAW tidak hanya berdoa untuk keberkahan saat ini, tetapi juga agar disampaikan ke bulan Ramadhan. Imam Ibn Rajab dalam Latha’if al-Ma’arif menyebutkan bahwa doa ini adalah bentuk harapan seorang hamba untuk dipanjangkan umurnya dalam ketaatan, bukan sekadar umur panjang tanpa arah.

Baca Juga: 7 Peristiwa Penting di Bulan Rajab yang Wajib Diketahui Umat Islam

Bulan Rajab juga mengingatkan kita akan kefanaan hidup. Tidak ada yang bisa memastikan apakah dirinya masih berjumpa Ramadhan berikutnya. Oleh karena itu, doa Rajab adalah bentuk kesadaran akan keterbatasan waktu. Imam al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin menjelaskan bahwa doa yang disertai kesadaran akan singkatnya umur lebih mudah menumbuhkan kekhusyukan dan ketundukan hati.

Selain doa tersebut, umat Islam dianjurkan memperbanyak doa lain di bulan Rajab. Misalnya doa Nabi SAW: “Ya muqallibal quluub, tsabbit qalbi ‘ala diinika” (Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu) [HR. Tirmidzi, hasan sahih]. Juga doa mohon ampun yang Allah abadikan: “Rabbighfirli warhamni wa tub ‘alayya innaka Antat-Tawwabur-Rahiim.” (QS. Hud: 90).

Dari sisi psikologis, doa di bulan Rajab menumbuhkan optimisme. Ibn al-Qayyim dalam al-Jawaab al-Kaafi menegaskan bahwa doa adalah senjata mukmin yang melahirkan ketenangan batin. Ketika seorang Muslim memohon agar disampaikan ke Ramadhan, ia sejatinya sedang melatih dirinya untuk hidup penuh harapan dan semangat ibadah.

Doa bulan Rajab juga menjadi benteng moral. Rasulullah SAW bersabda: “Doa adalah ibadah.” (HR. Tirmidzi, sahih). Dengan berdoa, seorang Muslim menundukkan ego, menolak kesombongan, dan menjadikan Allah sebagai tujuan utama hidupnya. Inilah yang menjauhkan hati dari cinta dunia yang berlebihan.

Baca Juga: [POPULER MINA] Abu Ubaidah dan Global Sumud Flotilla 

Syaikh Ibn Baz rahimahullah menegaskan: “Doa apapun yang baik dan sesuai syariat boleh dibaca di bulan Rajab. Tidak ada doa khusus yang pasti berasal dari Nabi SAW, namun doa-doa kebaikan umum adalah amalan yang mulia.” (Majmu’ Fatawa Ibn Baz, 11/390). Pendapat ini menguatkan bahwa doa bulan Rajab tidak terbatas pada satu lafaz, tetapi luas sesuai kebutuhan hamba.

Oleh karena itu, doa Rajab yang diajarkan Rasulullah SAW menjadi simbol persiapan spiritual, kesadaran waktu, dan pengharapan besar menuju Ramadhan. Ia bukan hanya lafaz lisan, melainkan refleksi iman dan ketundukan seorang hamba yang ingin hidupnya penuh berkah.

Mari kita jadikan doa Rajab ini sebagai pegangan: “Allahumma baarik lanaa fii Rajaba wa Sya’baana wa ballighnaa Ramadhaan.” Semoga Allah memberkahi Rajab kita, mengampuni dosa di Sya’ban, dan mempertemukan kita dengan Ramadhan dalam keadaan sehat, beriman, dan penuh semangat ibadah.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Usia Senja, Bukan Akhir Segalanya, Teruslah Berkarya

Rekomendasi untuk Anda