Oleh : Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita Islam MINA
Pemimpin yang bertakwa, baik itu diri kita sendiri, minimal sebagai pemimpin di rumah tangga, atau pemimpin suatu masyarakat dan bangsa, itu semua tentu harapan kita sebagai insan berhati nurani.
Ini karena menjadi pemimpin berarti memikul beban yang sangat berat dan kelak pasti akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah di akhirat. Maka, tidak lain bekal takwa kepada Allah adalah kuncinya. Sehingga dalam melaksanakan amanah kepemimpinan itu, dapat dikerjakan dengan sungguh-sungguh, penuh amanah, jujur, berpihak pada yang dipimpinnya, dan bertangung jawab.
Baca Juga: Indonesia, Pohon Palma, dan Kemakmuran Negara OKI
Pemimpin adalah pelayan dari yang dipimpinnya. Suami sebagai pemimpin rumah tangga, ia adalah pelayan bagi segenap anggota rumah tangganya. Ia mesti melayani nafkah lahir batin isterinya. Ia pun mesti menyiapkan layanan kebutuhan pangan, sandang, pendidikan, kesehatan, dan lainnya dari anak-anaknya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyebutkan di dalam sabdanya:
سَيدُ الْقَوْمِ خَادِمُهُمْ
Artinya: “Pemimpin suatu kaum adalah pelayan kaum tersebut”. (HR Abu Nu’aim).
Untuk menjadikan diri kita sebagai pemimpin bertakwa, atau menjadikan pemimpin kita sebagai pemimpin yang bertakwa, ada baiknya kita kuatkan dengan doa.
Baca Juga: Kemenangan Trump dan Harapan Komunitas Muslim Amerika
Dan doa ini ternyata sebagian kita sudah hafal dan sering membacanya, yaitu:
رَبَّنَا هَبۡ لَنَا مِنۡ أَزۡوَٲجِنَا وَذُرِّيَّـٰتِنَا قُرَّةَ أَعۡيُنٍ۬ وَٱجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِينَ إِمَامًا (٧٤)
Artinya: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati [kami], dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS Al-Furqan [25]: 74).
Ibnu ‘Abbas menyebutkan bahwa mereka yang dimaksud dengan para pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa adalah mereka pimpinan yang diteladani dalam kebaikan.
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-6] Tentang Halal dan Haram
Imam Al-Qurthubi menambahkan, ayat ini termasuk “Jadikanlah kami sebagai para pemimpin petunjuk.” Ini sebagaimana firman Allah pada ayat:
وَجَعَلۡنَا مِنۡہُمۡ أَٮِٕمَّةً۬ يَہۡدُونَ بِأَمۡرِنَا لَمَّا صَبَرُواْۖ وَڪَانُواْ بِـَٔايَـٰتِنَا يُوقِنُونَ (٢٤)
Artinya: “Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar”. (QS As-Sajdah [32]: 24).
Dijelaskan oleh Asy-Syaukani, bahwa maksud permohonan mereka dalam ayat ini adalah agar dijadikan sebagai teladan (qudwah) yang diikuti dalam kebaikan.
Baca Juga: Perlindungan terhadap Jurnalis di Gaza
Semoga dengan doa tersebut kita dapat menjadi pemimpn yang bertakwa, dan orang-orang yang memimpn kita adalah mereka yang bertakwa dan mengajak takwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Aamiin. (T/P4/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-5] Tentang Perkara Bid’ah