Bandung, MINA – Tangis haru bercampur bahagia memenuhi Hall lantai 4 SMA Alfa Centauri (Alcent), Sabtu pagi itu. Sebanyak 305 siswa angkatan ke-20 resmi diwisuda, menandai berakhirnya perjalanan tiga tahun yang penuh perjuangan, kegelisahan, tawa, dan doa. Acara sakral ini bukan sekadar prosesi pelepasan, tapi menjadi peristiwa batin, momen refleksi dan pelukan simbolik antara masa lalu dan masa depan.
Wisuda dimulai dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an—sebuah pembuka yang menyejukkan jiwa—kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, hymne sekolah, dan sambutan-sambutan yang menyentuh hati dari berbagai pihak. Di antara deretan wajah-wajah haru, tampak para guru, staf, orang tua, dan para siswa, yang masing-masing menyimpan cerita panjang tentang mimpi, perjuangan, dan harapan.
Dalam sambutannya, Ketua Yayasan Taqwa Cerdas Kreatif, Ihsan Ibadurrahman, mengingat kembali masa tiga tahun silam saat para siswa ini pertama kali menginjakkan kaki di Alcent—demikian sekolah ini akrab disebut.
“Rasanya seperti baru kemarin saya melihat kalian berseragam SMP. Hari ini, kalian tampil luar biasa. Saya bangga dan bersyukur,” ungkapnya dengan suara bergetar. Ia menyebut para lulusan ini sebagai “manusia kuat”, sebab mereka memulai masa SMA di tengah pandemi, menjalani hybrid class, dan menjadi angkatan pertama kurikulum Merdeka.
Baca Juga: Imaam Yakhsyallah: Iran Bangun Keseimbangan Regional
Nama angkatan mereka, Arthavious, bukan sekadar hiasan. “Artha artinya dua tujuan: sukses di dunia dan di akhirat. Vious artinya pencari ilmu sejati,” ujar Ihsan. Ia menitip pesan penuh makna: jangan pernah tinggalkan shalat, sekalipun sakit atau sibuk, dan teruslah belajar hingga langit terakhir pengetahuan, sembari selalu dekat dengan Allah.
Kepala Sekolah, Agus Rustandi, dalam sambutannya tak kalah menyentuh. Ia mengungkapkan rasa syukur atas prestasi membanggakan angkatan ini. Tak lupa, ia menitipkan pesan yang menggugah nurani: “Pegang teguh agama kalian. Hormati orang tuamu, hormati gurumu, karena dari mereka kalian belajar berjalan. Jangan pernah tinggalkan shalat, dan pandailah memilih lingkungan, baik di dunia nyata maupun digital. Jadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup, bacalah meski hanya satu ayat.”
Wisuda ini bukan hanya soal ijazah. Ini adalah babak akhir dari kisah yang ditulis dengan keringat, doa, dan air mata. Kisah tentang anak-anak yang bertumbuh dalam badai pandemi, namun menjelma menjadi generasi kuat dan siap menatap masa depan.
Prestasi yang Menorehkan Sejarah
Baca Juga: PHK di Depok Meningkat, Disnaker Tawarkan Peluang Magang ke Luar Negeri
Tak hanya menyentuh sisi emosional, angkatan ke-20 ini juga menorehkan sejarah baru. Sebanyak 160 siswa diterima melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025 ke berbagai perguruan tinggi negeri ternama. Dari jumlah itu, 47 siswa berhasil lolos ke Institut Teknologi Bandung (ITB)—sebuah prestasi yang menggetarkan dunia pendidikan.
Bila digabungkan dengan jalur SNBP sebelumnya, total siswa Alcent yang diterima di ITB mencapai 63 orang, dan angka itu masih bisa bertambah melalui jalur mandiri. Ini menjadi catatan emas bukan hanya bagi sekolah, tetapi juga bagi dunia pendidikan nasional. Besar kemungkinan, ini adalah jumlah terbanyak siswa yang diterima SNBT dari satu sekolah di Indonesia tahun ini.
Jejak yang Tak Akan Terhapus
Acara ini juga diramaikan dengan pemutaran video kenangan angkatan, penampilan lagu dari guru dan siswa, serta doa bersama yang menandai penutup acara. Namun sejatinya, tak ada yang benar-benar berakhir. Sebab setiap detik di Alcent akan terus hidup dalam kenangan.
Baca Juga: Analisis Pakar Hukum Internasional: Stop Wacana Solusi Dua Negara
Mereka yang hari itu lulus, bukan hanya alumni sebuah sekolah, tapi anak-anak tangguh yang telah ditempa zaman. Mereka telah menapaki tangga pertama dari kehidupan yang lebih luas, dan kini saatnya mereka menuliskan kisahnya sendiri—dengan pena yang diasah di sekolah ini, dan tinta yang dicelup dari nilai-nilai tauhid dan akhlak mulia.
Dalam sunyi usai acara, satu ayat Al-Qur’an terasa sangat relevan untuk menutup momen itu: “Barang siapa bersyukur, niscaya Aku tambahkan (nikmat) kepadanya.” (Qs. Ibrahim: 7). Hari itu adalah hari syukur. Syukur untuk kebersamaan, perjuangan, dan awal dari perjalanan panjang bernama kehidupan.
Selamat jalan para Arthavious. Dunia menunggu cahaya kalian.[]
Baca Juga: Thailand Dorong Inovasi Halal Berbasis AI di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mau Tahu Siapa Pemilik Tanah Palestina, Bukunya ada di Stand MINA IBF 2025