Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

DOA PAGI HARI NYATAKAN TAUHIDMU KEPADA ALLAH

Rudi Hendrik - Ahad, 26 April 2015 - 23:28 WIB

Ahad, 26 April 2015 - 23:28 WIB

4532 Views

Seorang ibu pergi mencari rejeki sejak pagi masih berkabut. (Foto: Ipoenk Graphic)

DOA-PAGI-HARI-300x225.jpg" alt="Doa di waktu pagi. (Gambar: Imaq.com)" width="300" height="225" /> Doa di waktu pagi. (Gambar: Imaq.com)

Pagi…adalah kata yang mengandung semangat. Mendengarnya saja ada nuansa segar terasa.

Pagi identik dengan kehangatan dan keramahan, seolah semesta sedang tersenyum gembira.

Bumi saat pagi bermandikan kemuning cahaya yang terpantul lewat serasah daun di lantai, batang-batang kayu nan tegar, dan butiran embun di ujung-ujung daun. Tidak ada udara segar sesegar udara di pagi hari. Nilai mahalnya tak akan pernah kita temui di saat-saat lain, tidak tergantikan padahal mudah dicari.

Kuncup-kuncup bunga mulai merekah di pagi hari. Mengundang geliat lebah-lebah madu yang kemudian menari-nari. Disambut hangat burung Kolibri yang tidak mau tertinggal berebut madu. Hewan-hewan pengerat tak ketinggalan mulai mengendus-endus benda, meremas-remas tanah. Kucing di beranda rumah juga meregangkan badan dan tertawa.

Baca Juga: Tingkatkan Amalan di Bulan Syaban, untuk Persiapan Ramadhan

Sinaran pagi selalu seolah memberi nyawa. Yang tadinya murung jadi gembira, yang awalnya mengkerut jadi menyala. Tak semestinya pagi disambut rona suram. Sementara pagi selalu sibuk memberi senyuman.

Pagi selalu hadir, walau dihalang bukit. Pagi tidak pernah absen, walau sedikit. Pagi pasti berusaha mencari-cari celah di sela-sela sempit. Sekedar untuk memberi kabar pada penduduk bumi bahwa sekarang waktunya bernyanyi.

Tak semestinya juga pagi dilalui dengan meringkuk di ranjang empuk. Padahal rezeki tumpah turun dari langit meruah, bertumpuk-tumpuk. Tak seharusnya kamar pengap dibiarkan terus menutup, padahal kesegaran di luar sana meletup-letup.

Maka, semua nikmat yang Allah Ta’ala berikan dipagi hari sewajibnya kita syukuri, salah satunya dengan serangkai doa singkat sebagai ucapan ketundukan atas karunia-Nya.

Baca Juga: Jika Masuk Bulan Sya’ban, Ini yang Perlu Dilakukan Kaum Muslimin

  اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ

“Allahumma bika ash-bah-naa wa bika amsainaa wa bika nahyaa wa bika namuutu wa ilaikan nusyuur.”

Artinya: “Ya Allah, karena-Mu kami berada di pagi hari, karena-Mu pula kami berada di pagi hari, karena-Mu kami hidup, karena-Mu pula kami mati, dan kepada-Mu tempat berkumpul.”

“Allahumma bika….” (Ya Allah, karena-Mu), menunjukkan memulai pagi hari itulah ketundukan kita kepada Allah, wujud tauhid kepada Sang Pencipta alam semesta. Agar memang kita memulai aktivitas pagi hari karena Allah.

Di ujung doa pagi hari diakhir dengan “…..wa ilaikan nusyur” (dan kepada-Mu tempat berkumpul). Menunjukkan betapa kelak hanya kepada Allah semata, kita akan dikembalikan. Ini pun wujud ketauhidan yang sempurna.(T/P001/P4)

Baca Juga: Jangan Jadi Generasi Qila Wa Qala

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Tausiyah
Kolom
Indonesia
Kolom