Do’a Saat Gundah Gulana

Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA

Sudah merupakan sunnatullah dalam kehidupan seorang Muslim seringkali dihampiri perasaan tidak nyaman. Tidak tenang. Was-was. Gelisah dan . Selain hakikatnya merupakan ujian dari Allah Ta’ala, gundah gulana atau yang sering disebut oleh remaja milenial galau, biasanya terjadi akibat faktor-faktor tertentu entah itu dari internal atau eksternal.

Sebenarnya, galau itu kebanyakan membebani perasaan manusia, disadari atau tidak. Karena itulah mengapa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa berlindung kepada Allah Ta’ala dari perasaan yang tak menentu tersebut. Jika Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam saja memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala dari perasaan was-was itu, lalu sejatinyalah kita pun berlindung dengan yang diajarkan-nya.

Berikut ini adalah doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam kepada umatnya agar terjaga dari perasaan gundah gulana itu.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الهَمِّ وَالحَزَنِ، وَالعَجْزِ وَالكَسَلِ، وَالبُخْلِ، وَالجُبْنِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ، وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ

“Ya Allāh aku berlindung kepada-Mu dari gundah gulana dan kesedihan, begitu juga dari  kelemahan dan kemalasan, kekikiran, sifat penakut, lilitan hutang dan penindasan.” (HR. Bukhari No. 6363).

Doa di atas setidaknya mengandung beberapa pengertian antara lain; gundah gulana dan rasa sedih adalah sunnatullah yang pasti mewarnai kehidupan setiap manusia termasuk seorang Muslim. Tidak ada seorang manusia pun yang terus merasa senang, dan tidak pula terus dalam kegundahan atau  kesedihan. Semuanya merasakan senang dan gundah yang datang silih berganti.

Ikrimah rahimahullah mengatakan, “Setiap insan pasti pernah merasakan suka dan duka. Oleh karena itu, jadikanlah sukamu adalah syukur dan dukamu adalah sabar.” Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan kebahagiaan dan kesedihan agar manusia menyadari nikmatnya kebahagiaan, sehingga ia bersyukur dan berbagi. Juga sebaliknya Allah Ta’ala menjadikan kesedihan agar setiap manusia tunduk bersimpuh di hadapan Allah Ta’ala, sehingga tidak ada manusia yang menyombongkan diri.

Terkait hal di atas, Allah Ta’ala berfirman yang artinya, ” Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita….”(QS. At-Taubah/. 9, Ayat : 40). Oleh karena itu, tidaklah tercela bila seseorang merasa sedih, sebab hal itu adalah fitrah manusia.

Terlebih bila sebab-sebab kesedihan itu suatu hal yang terpuji. Seperti yang dirasakan orang beriman saat melakukan dosa. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,   “Barangsiapa yang merasa bergembira karena amal kebaikannya dan sedih karena amal keburukannya, maka ia adalah seorang yang beriman. (HR. Tirmidzi).

Gundah yang tercela adalah saat seseorang larut dalam kesedihan. Hingga membuat hatinya lemah, tekadnya meredup, rasa optimisnya menghilang, pada akhirnya menghancurkan segala harapan dan impiannya selama ini. Sampai-sampai membuatnya tidak mau bergerak, tidak ada ikhtiar untuk mengubah keadaannya untuk menjadi insan yang bahagia.

Ayat-ayat Qur’an terkait

Pertama, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

وَلَا تَهِنُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَنتُمُ ٱلْأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

“Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang yang beriman.” (QS. Ali ‘Imran/3, Ayat : 139).

Ayat di atas menggambarkan kepada orang-orang beriman, jika diuji oleh Allah Ta’ala dengan sesuatu yang membuat hatinya sedih, maka janganlah berlama-lama. Sebab dengan ujian tersebut, selama bisa diterima dengan ikhlas, maka Allah akan mengangkat derajat hamba-Nya yang diberi ujian tersebut.

Jika sedih itu berlama-lama terpendam di dalam hati, maka banyak yang tak menyadari, setan senang melihatnya bersedih. Setan begitu sangat menginginkan kesedihan itu terus melekat pada orang-orang beriman.

Kedua, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

إِنَّمَا النَّجْوَىٰ مِنَ الشَّيْطَانِ لِيَحْزُنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَلَيْسَ بِضَارِّهِمْ شَيْئًا إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

“Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu termasuk (perbuatan) setan, agar orang-orang yang beriman itu bersedih hati, sedang (pembicaraan) itu tidaklah memberi bencana sedikit pun kepada mereka, kecuali dengan izin Allah…..” (QS. Al-Mujadilah/58, Ayat : 10).

Semoga Allah Ta’ala senantiasa menjaga kita dari perasaan sedih, pilu dan gundah gulana. Boleh merasakan sedih sekedarnya saja. Sebab rasa sedih adalah fitrah yang Allah Ta’ala  titipkan dalam diri manusia. Yang menjadi masalah adalah bila kesedihan itu tak kunjung hilang sehingga merusak cita-cita masa depan yang sudah lama terukir, wallahua’lam.(A/RS3/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)