Beirut, MINA – Seorang dokter ahli bedah keturunan Inggris-Palestina Ghassan Abu Sitta menghabiskan waktu berbulan-bulan di Jalur Gaza membantu merawat korban luka di wilayah yang terblokade itu, menyamakan kehancuran di sana seperti Tsunami.
“Rezim Israel dengan sengaja menghancurkan layanan kesehatan apa yang dia gambarkan sebagai “proyek genosida,” kata Ghassan saat wawancara Press TV di Beirut, Sabtu (8/6).
Ghassan seorang ahli bedah berpengalaman telah menyaksikan dampak dari beberapa konflik kekerasan di seluruh dunia dan menjadi sukarelawan di Gaza tahun lalu.
“Ketika saya ditanya apa bedanya perang ini dengan perang-perang yang pernah saya alami selama 20, hingga 25 tahun terakhir, itulah perbedaan antara banjir dan tsunami,” katanya.
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
“Ini adalah proyek genosida yang intinya, adalah penghancuran sistem kesehatan sehingga rumah sakit menjadi sasaran utama Zionis Israel,” tambahnya.
“Karena itu, pembunuhan, kehancuran, keganasan tidak seperti yang pernah kita lihat sebelumnya.”
Abu Sitta, seorang ahli bedah plastik rekonstruktif, merawat korban luka di Gaza selama 43 hari, dan akhirnya meninggalkan wilayah tersebut pada akhir November.[]
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)