Gaza, MINA – Feroze Sidhwa, seorang ahli bedah trauma dari California, AS, yang menjadi relawan di Rumah Sakit Nasser, mengatakan bahwa salah satu korban syahid oleh serangan udara Israel pada Ahad malam (23/3) adalah pasiennya.
“Dia seharusnya sudah pulang besok. Jika saya mengganti perbannya, seperti yang saya rencanakan malam ini, saya mungkin juga akan terbunuh. Menyerang rumah sakit adalah kejahatan perang, dan itu harus dihentikan,” kata Sidhwa yang selamat dari serangan Israel. Press TV melaporkan, Senin (24/3).
Militer Israel telah mengebom Rumah Sakit Nasser di kota selatan Khan Younis, menewaskan dua pasien dan melukai beberapa lainnya, termasuk staf medis.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, serangan Israel menargetkan bangsal bedah rumah sakit pada Ahad malam, merenggut nyawa seorang remaja laki-laki dan orang lain yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit tersebut.
Baca Juga: Menteri Wakaf: Pendudukan Israel Tolak Serahkan Kendali Penuh Masjid Ibrahimi
Beberapa jam sebelum serangan udara, Sidhwa dan Mark Perlmutter, seorang dokter bedah ortopedi sukarelawan, berbicara kepada CNN tentang kekejaman yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina di Gaza.
Perlmutter mengatakan bahwa tindakan menutup-nutupi yang dilakukan oleh media Barat, secara langsung bertanggung jawab atas 100 persen dari 100.000 anak yang diketahui telah meninggal atau yang belum ditemukan karena terkubur di bawah reruntuhan di Gaza.
Sementara itu, kelompok Perlawanan Hamas mengidentifikasi salah satu korban adalah Ismail Barhoum, seorang anggota biro politiknya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Perpanjang Penahanan Direktur RS Kamal Adwan dr. Abu Safiya