Kabul, 20 Dzulhijjah 1436/4 Oktober 2015 (MINA) – Organisasi medis Dokter Tanpa Batas (MSF) membantah klaim adanya anggota Taliban yang menembak pasukan Afghanistan dan Amerika Serikat (AS) dari rumah sakit di Kunduz yang ditembak oleh serangan udara AS.
Kelompok relawan medis internasional itu mengatakan dalam sebuah pernyataan Ahad (4/10), menolak klaim tentang keberadaan militan di Pusat Trauma yang mereka kelola, justru di dalam rumah sakit penuh dengan staf relawan medis dan pasien.
“Pintu-pintu gerbang kompleks rumah sakit ditutup sepanjang malam, sehingga tidak ada seorang pun yang bukan staf, pasien atau pengasuh yang berada di dalam rumah sakit ketika pemgeboman itu terjadi,” kata SMF, Press TV melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Kementerian Pertahanan Afghanistan sebelumnya mengatakan militan Taliban telah menyerang rumah sakit dan menggunakan gedung itu sebagai “perisai manusia”.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Wakil Juru Bicara Departemen Pertahanan Brigadir Jenderal Dawlat Waziri mengatakan, para militan telah memasuki kompleks pusat medis dan menggunakan bangunan dan orang-orang di dalamnya sebagai perisai, sementara mereka menembaki pasukan keamanan.
Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Sediq Sediqqi, mengatakan, 10 sampai 15 “teroris” telah bersembunyi di klinik pada saat serangan AS.
“Semua teroris tewas tapi kami juga kehilangan dokter,” katanya.
Militer AS sendiri mengatakan, serangan udara dilakukan di sekitar rumah sakit, karena menargetkan militan Taliban yang langsung menembaki personel militer AS.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
MSF mengatakan dalam sebuah pernyataan, pukul 02:10 waktu setempat pada Sabtu (3/10), pusat trauma di Kunduz terkena serangan udara beberapa kali.
Menurut pernyataan itu, serangan Sabtu menyebabkan 19 orang tewas dan puluhan luka-luka serius.
Staf medis yang selamat dari serangan udara AS di klinik mengatakan, pasien yang tidak bisa bergerak terbakar sampai mati saat penyerangan tersebut.
Fasilitas MSF di Kunduz adalah satu-satunya di wilayah timur laut Afghanistan yang mampu merawat korban luka berat.
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai
Menurut MSF, lebih 100 pasien dan perawat mereka, serta lebih 80 staf MSF internasional dan lokal berada di rumah sakit ketika serangan udara berlangsung. (T/P001/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran, Rusia, Turkiye Kutuk Kekejaman Israel di Palestina dan Lebanon