
Foto: OnIslam
Sydney, 7 Shafar 1436/30 November 2014 (MINA) – Beberapa orang wanita Muslim terpaksa melepas jilbab karena khawatir menjadi korban serangan teror Islamophobia (anti Islam, ketakutan pada Islam), tapi seorang wanita dokter Muslim di Rockhampton, Queensland, Australia, memutuskan mengenakan jilbab untuk menghentikan teror terhadap agama Islam yang diyakininya.
“Saya selalu ingin memakai jilbab, dan perlu keyakinan untuk melakukan sesuatu yang berisiko ini,” kata Dr. Gul e-Rana. On Islam melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad.
Dia telah berubah setelah gencarnya serangan Islamophobia kepada Muslim.
Pada mulkanya, mendengar wanita Muslim lain yang berbicara tentang jilbab, membuat Dr. Gul mulai mengenakan jilbab sebagai cerminan wanita Islam.
Baca Juga: Warga Rakhine Jarah Properti Muslim Rohingya di Tiga Desa Maungdaw
Maka dengan bangga dokter Muslim ini memakai jilbab tanpa merasa cemas walau mungkin masalah bisa saja muncul di tempat kerjanya atau di tempat-tempat umum.
Dia mengatakan, kekhawatiran terbesar adalah apakah pasien masih akan percaya dan menghormatinya.
“Kekhawatiran ini muncul secara alami, tapi saya tak menganggapnya sebagai masalah,” kata Dr. Gul.
“Saya pikir ketika anda membuat keputusan yang tepat untuk anda, anda hanya memiliki hal positif tentang anda dan anda tidak bisa membuang identitas anda, jadi anda harus mengakui bahwa anda seorang Muslim,” tuturnya.
Baca Juga: Junta Militer Myanmar Lakukan 532 Pelanggaran HAM Selama Juni
“Nyatanya saya tidak pernah menghadapi kebencian kepada saya,” tambahnya, mengungkapkan pengalamannya. (T/P006/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Festival Asia di Fukui Jepang, Budaya Indonesia Tampil Mempesona