Al-Khalil, 3 Ramadhan 1437/8 Juni 2016 (MINA) – Alarm telah terdengar saat seorang dokter Muslimah Palestina, Sabreen Waleed Abu Sharar, 27 tahun, berbuka puasa pada bulan suci Ramadhan di sel isolasi di penjara Israel di Al-Khalil untuk tahun kedua.
Di sel isolasi itu, dokter tamatan Mesir tersebut, sama sekali tak dapat mendengar suara azan, termasuk untuk mengetahui waktu berbuka puasa sudah tiba.
Pengadilan pendudukan Israel telah menambah penahanan dirinya selama 10 kali, terakhir dikatakan pengadilannya ditunda pada 15 Juli nanti, sehingga dia dipenjara tanpa keputusan pengadilan.
Sabreen dilaporkan telah menghabiskan dua hari pertama Ramadhan ini di sel isolasi di penjara Israel Ashkelon, di mana dia telah mengalami penyiksaan keras secara psikologi dan fisik.
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
Terisolasi dalam ruang dan waktu, Sabreen tidak dapat mendengar suara adzan sebagai pertanda untuk berbuka puasanya. “Sabreen tidak bisa membedakan antara siang dan malam karena ruangan gelap yang mampu bertahan di sel isolasi,” tulis pernyataan organisasi Pusat Tahanan Palestina. Demikian Palestinians Information Center (PIC) yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Dia melaksanakan ibadah kepada Allah dengan air mata dan rasa sakit pada hatinya. Dia akan dibebaskan sesegera mungkin,” kata keluarganya. Keluarga dicegah untuk mengunjungi Sabreen sejak 7 Juni 2015 lalu.
Menurut Pusat Tahanan Palestina, Sabreen menjadi sasaran interogasi yang melelahkan di rumahnya di Dura saat masa penangkapannya.
“Gema suara para prajurit saat itu mengancam Sabreen dengan penangkapan dan penyiksaan semalam sebelum ia dipindahkan ke tujuan yang tidak diketahui tanpa pemberitahuan terlebih dahulu,” tambah pusat.
Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza
Sejak penangkapannya, Sabreen menghadiri beberapa kali sidang pengadilan.
“Otoritas pendudukan Israel telah memperbaharui penahanannya pada setiap sidang dengan dalih prosedur peradilan yang tidak lengkap,” kata ayahnya.
Sebelum ditangkap, Sabreen kembali ke wilayah Palestina yang diduduki Israel setelah enam tahun di Mesir untuk studi di bidang kedokteran. Dia pulang ke Palesina dan bekerja di Rumah Sakit Umum Alya di al-Khalil sebagai magang. Dia ditangkap lima bulan kemudian. (T/R05/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Semua Rumah Sakit di Gaza Terpaksa Hentikan Layanan dalam 48 Jam