Gaza, 2 Syawal 1435/29 Juli 2014 (MINA) – Seorang dokter Palestina di Gaza berhasil menarik hidup bayi dari rahim mendiang ibunya di bagian darurat Caesar, Rumahsakit Deir Al-Balah.
Sang bunda Shayma Al-Sheikh Qanan (23) sedang hamil delapan bulan ketika tank Israel menghantam rumahnya di Deir Al-Balah, Jumat.
Ia terjebak dalam reruntuhan rumahnya selama hampir satu jam, kondisinya kritis, segera dibawa ke rumahsakit, tapi meninggal dalam perjalanan ke rumahsakit, sejam sebelum dokter melakukan persalinan pada jenazahnya. Ahram Online melaporkan.
“Selama empat hari ini, bayi itu terus mendapat perawatan khusus di sebuah rumahsakit lain untuk membantu menjaga kelangsungan hidupnya karena kondisinya yang kritis,” AFP melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Suaminya Shayma, seorang wartawan radio lokal, juga terluka parah dalam serangan membabibuta Israel itu.
“Tubuh Shayma dibawa setelah serangan Israel pada 03:00 hari Jumat,” kata Dokter Fadi Al-Kharti, yang berada di rumah sakit Deir Al-Balah saat korban dibawa masuk.
“Kami mencoba untuk menghidupkannya, tapi dia meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit,” ungkapnya.
Sebelumnya dia terjebak di bawah reruntuhan rumahnya selama satu jam, sampai para medis menemukannya.”Kemudian kami melihat gerakan di perutnya, dan diperkirakan hamil 36 minggu,” kata dokter.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Dokter melakukan operasi Caesar langsung dan menyelamatkan bayinya.
Bagi Mirfat Qanan (43), orangtua korban, itu adalah tragedi karena kehilangan putrinya, tapi ia juga senang karena menjadi seorang nenek untuk pertama kalinya.
“Allah telah melindungi anak ini untuk saya. Putriku Shayma sudah wafat, tapi saya sekarang memiliki seorang putri yang baru,” katanya.
Untuk sementara waktu, bayi mungil itu berada di unit perawatan intensif di rumah sakit lain di Khan Yunis guna menjaga kelangsungan hidupnya.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Dalam usia empat hari, dia bernapas melalui masker oksigen di dalam bangsal bersalin rumah sakit.
“Anak itu dalam kondisi serius, dan perlu terus-menerus dihubungkan ke mesin pernapasan karena dia kekurangan oksigen selama antara kematian ibunya dan kelahirannya,” kata Abdel Karim Al-Bawab, dokter kepala di bangsal bersalin, kepada AFP.
“Tanda-tanda vitalnya stabil, tapi dia harus tinggal di sini, di negara ini selama setidaknya tiga minggu lagi,” katanya. (T/P09/IR)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka