Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

DONALD TRUMP BALAS KECAMAN DENGAN PERINGATAN

Nidiya Fitriyah - Kamis, 10 Desember 2015 - 07:42 WIB

Kamis, 10 Desember 2015 - 07:42 WIB

511 Views ㅤ

Foto: AP
Foto: AP

Foto: AP

Oleh Nidiya Fitriyah,
Wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Kandidat Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik Donald Trump ini seketika membuat dunia menjadi ‘panas’ setelah ia menyampaikan janjinya yang akan melarang Muslim masuk ke AS.

“Larangan total dan menyeluruh bagi warga Muslim untuk masuk ke Amerika hingga para pemimpin memiliki gambaran mengenai kemungkinan terjadinya serangan teroris baru,” Trump menyampaikan hal itu dalam sebuah kampanye politik di South Carolina, Senin (7/12).

Pernyataanya itu mendapat kecaman dari berbagai pihak. termasuk dari lawan kandidat lainnya turut mengutarakan kecamannya terhadap Donald Trump, menggunakan slogan kampanye Donald.

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof. Anbar: Pendidikan Jaga Semangat Anak-Anak Gaza Lawan Penindasan

Kandidat capres Republik yang juga menjadi senator AS, Lindsey Graham, mempelesetkan slogan kampanye Donald, “Make America Great Again” (Jadikan AS Luar Biasa), untuk mengecam rivalnya itu.

Kecaman-kecaman lain juga datang dari Dick Cheney, Mitt Romney, Paul Ryan, Walikota Philadelpia dan London, Direktur Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) Ibrahim Hopper, professor ilmu hukum Universitas Michitgan Richard Friedman.

Lebih lanjut Ketua Asosiasi Persehabatan Muslim Australia Keysar Trad, yang berbasis di Sydney mengatakan pernyataan Trump itu sebagai “pernyataan orang yang putus asa, karena tahu bahwa ia tidak punya peluang untuk memenangkan pemilu. Ia berusaha meraih kemenangan dengan memanfaatkan Islamofobia.”

Walau banyaknya kecaman, Donald Trump tetap berdiri tegak dengan pernyataanya itu. Bahkan ia mengubah kecaman-kecaman itu menjadi sebuah peringatan.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya

Dalam tweet nya, ia mengirimkan peringatan jelas terhadap partai Republik: ‘Jika ada serangan Anda tanggung sendiri risikonya’.

Sementara itu dari Ketua Komite Partai Republik sendiri tidak setuju dengan Trump, ia menekankan usulannya itu dapat menyakiti partainya.

Bahkan mantan Gubernur Florida, Jeb Bush tidak akan mundur dari janjinya untuk mendukung siapapun yang menang dalam proses pencalonan Partai Republik. Jika itu terjadi terhadap Trump, ia hanya mengatakan “Lihat, dia tidak akan menjadi unggulan.”

Hingga kini, usulannya mengenai larangan terhadap Muslim memasuki AS telah menuai kontroversi yang panjang, serta menyebabkan efek langsung pada pemilihan presiden.

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa

Menurut sebuah pernyataan, sikap Trump tersebut menunjukkan bahwa ia takut ‘terorisme’, dan usulan tersebut disangkal lebih berani daripada lawan-lawannya.

Meskipun begitu tidak ada satupun dari ketiga kandidat Partai Republik meminta Trump untuk mundur dan keluar dari pencalonan.

Yang membuat menggerutu, meskipun kecaman yang datang cukup keras, dan Partai Republik tidak menyukainya tapi tidak bisa dihindari karena pasti belum menemukan cara untuk mengalahkan dia.

Sebagaimana pernyataan Imam Islamic Center di New York, Amerika Serikat (AS), Shamsi Ali menyatakan dalam laman Facebook-nya mengenai kontribusi warga Muslim AS seperti Adil Chowdhury yang sekarang bekerja di NYPD, dan Shaniyat Chowdhury Kopral di marine corps, bahwa pernyataan Trump tersebut telah menghitamkan apa yang selama ini telah warga Muslim lakukan terhadap AS.

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Dalam sebuah gambar dari occupy democrats yang berisi ‘Pesan dari Muslim AS untuk Trump’ menjelaskan bahawa sejauh ini warga Muslim AS sendiri melayani negaranya dengan sepenuh hati, namun sebaliknya Trump malah membuat usulan yang tidak berpihak terhadap Muslim, dan membalas kecaman dari semua pihak dengan mengeluarkan peringatan.

Biografi Donald Trump

Dikutip dari Wikipedia, Donald Trump lahir di New York City, New York, 14 Juni 1946; umur 69 tahun. Ia adalah seorang wirausahawan, pionir program pertelevisian dan pebisnis yang sukses dari Amerika Serikat. Dia adalah ketua dan presiden The Trump Organization dan pendiri Trump Entertainment Resorts.

Gaya hidup Trump yang mewah, cara berbicara yang blak-blakan dan peran pada acara realitas NBC The Apprentice telah membuatnya menjadi selebriti terkenal nomor 17 pada daftar Forbes Celebrity 100 2011.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

Trump adalah putra dari Fred Trump, pengembang real-estate New York City. Dia bekerja untuk perusahaan ayahnya, Elizabeth Trump & Son, saat menghadiri Wharton School dari University of Pennsylvania, dan pada tahun 1968 resmi bergabung dengan perusahaan.

Dia diberi kendali perusahaan pada tahun 1971 dan menamainya The Trump Organization.

Sebelumnya, pada tahun 2010 Trump menyatakan minat menjadi calon Presiden Amerika Serikat dalam pemilu 2012. Pada Mei 2011, ia mengumumkan bahwa ia tidak akan menjadi kandidat, tapi beberapa minggu kemudian ia berkata bahwa ia tidak sepenuhnya dikesampingkan kemungkinan.

Pada bulan Desember 2011, Trump disarankan sebagai pilihan kemungkinan Wakil Presiden oleh Michele Bachmann.

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Trump lahir pada 14 Juni 1946 di Queens, New York sebagai putra dari Fred Trump, ahli pembangunan dan pemasaran Real Estate di New York. Ia memiliki tiga saudara, satu laki-laki dan dua perempuan. Kakak perempuan tertuanya adalah Maryanne Trump Barry, seorang hakim federal. Dan dia adalah saudara dari Michael Forest.

Ia pernah bersekolah di The Kew-Forest School di Forest Hills, Queens, tetapi setelah kekacauan yang terjadi di sana pada waktu ia berusia 13 tahun, orang tua Donald mengirimnya ke Akademi Militer New York dengan harapan bahwa Donald akan menjadi orang yang tangguh. Hal itu berjalan dengan lancar. Donald meraih penghargaan akademis, bermain futbol pada tahun 1962, sepak bola pada tahun 1963, dan baseball dari tahun 1962 – 1964 dan menjadi kapten tim baseball pada tahun 1964. Ted Tobias, seorang pelatih baseball ternama memberikan Coach’s Award kepada Donald pada tahun 1964. Setelah dipromosikan sebagai seorang Kapten Perwira-S4 pada masa seniornya, Donald dan seorang Perwira Sersan Satu Jeff Donaldson membentuk kelompok yang beranggotakan perwira-perwira.

Trump pernah bersekolah di Universitas Fordham selama 2 tahun sebelum ia pindah ke Wharton School di Universitas Pennsylvania. Setelah kelulusannya pada tahun 1968 dengan gelar Sarjana Ekonomi, ia bergabung dengan perusahaan real estate ayahnya.

Di dalam bukunya, Trump : The Art of the Deal, Donald membahas tentang kehidupan universitasnya :

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

“Setelah saya lulus dari Akademi Militer New York pada tahun 1964, saya pernah berpikir untuk melanjutkan ke sekolah perfilman.. tetapi akhirnya saya memutuskan bahwa real estate adalah bisnis yang jauh lebih baik. Saya mulai dengan masuk ke Universitas Fordham.. tetapi setelah 2 tahun di perguruan tinggi saya berpikir bahwa saya pasti bisa ke jenjang yang lebih tinggi. Saya pun mendaftarkan diri ke Wharton School at the University of Pennsylvania dan saya diterima.. dan sangat senang rasanya setelah lulus. Saya langsung pulang ke rumah dan bekerja bersama ayah saya.”(P008/P4).

*dari berbagai sumber

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Kolom
Kolom
Amerika
Amerika
Amerika