Doni Monardo, Kepala BNPB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melantik Letnan Jenderal (Letjen) TNI sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana () yang baru di Istana Negara Jakarta, Rabu (9/1) pukul 09.00 WIB.

Ia adalah putra Minang yang berasal dari Kabupaten Tanah Datar menggantikan Laksda (Purn) TNI Willem Rampangilei.

Letjen Doni dilantik Presiden Jokowi berdasarkan Surat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 5/P Tahun 2019 tentang Pengangkatan Kepala BNPB yang dibacakan oleh Deputi Bidang Administrasi Aparatur Kementerian Sekretariat Negara (Kemsesneg), Cecep Sutiawan.

Pelantikan Letjen Doni mendapat komentar dari Kepala BNPB sebelumnya, Laksamana Muda (Purn) TNI Willem Rampangilei. Menurutnya, penunjukan dan pelantikan Letjen Doni sebagai Kepala BNPB yang baru adalah pilihan tepat.

Menurut pengakuannya, dia cukup lama mengenal sosok Letjen Doni dan sering bertukar pikiran soal BNPB. Tak segan, Willem pun memuji Letjen Doni sebagai prajurit yang bisa diandalkan di manapun dan kapanpun dia ditugaskan.

“Saya mengenal Letjen Doni Monardo ini cukup lama. Dan terakhir kami bersama-sama menangani sebuah ekspedisi tahun 2014 poros NTB dan NTT. Sosok Jenderal Doni adalah perwira tinggi TNI yang sangat handal. Ini dapat dilihat dari track recordnya yang luar biasa. Hasil karyanya sangat luar biasa, di manapun beliau ditempatkan,” kata Willem.

Dengan latar belakang dan penugasan yang luas, Willem sangat yakin Letjen Doni akan mampu membawa BNPB menjadi lebih baik dan lebih maju dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat luas.

Siapakah Doni Monardo?

Doni Monardo sendiri lahir di Cimahi, Jawa Barat pada 10 Mei 1963 silam. Ia adalah putra dari pasangan asal Nagari Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Ayahnya seorang tentara bernama Letkol Nasrul Saad, sedangkan ibunya bernama Roeslina.

Sejak dikandung sang ibu, lahir hingga tumbuh besar, Doni sudah terbiasa berpindah-pindah ke beberapa daerah. Maklum, bapaknya adalah seorang tentara yang bertugas di kesatuan polisi militer. Doni, lulusan Akademi Militer (Akmil) 1985 ini berpengalaman dalam bidang infanteri. Jabatan terakhir jenderal bintang tiga ini adalah Sesjen Wantannas.

Menurut situs Wikipedia, setelah lulus dari Akmil, Doni langsung ditempatkan di Komando Pasukan Khusus atau Kopassus tahun 1986 sampai dengan 1998. Selama di Kopassus ia pernah ditugaskan ke Timor-Timur, Aceh dan beberapa daerah lainnya.

Pada tahun 1999 hingga 2001, lelaki yang suka kegiatan menembak dan beladiri ini ditugaskan pada Batalyon Raider di Bali. Namun ia kemudian ditarik kembali ke Paspampres hingga tahun 2004, lalu mengikuti pelatihan counter terrorism yang dilaksanakan di Korea Selatan.

Pada tahun 2005 sampai dengan 2006, Doni ditugaskan di Aceh. Setahun di sana, dia kembali ditarik ke Jakarta bergabung dengan Paspampres. Pada tahun 2006 dipindahkan ke Makassar, Sulawesi Selatan, di Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat, atau yang lebih dikenal dengan Kostrad.

Salah satu program yang hingga kini dikenang masyarakat Makassar adalah penghijauan beberapa kawasan tandus di Sulawesi Selatan termasuk di sekitar Bandara Hasanuddin.

Setelah di Makassar, Doni dipromosikan menjadi Dan Grup A Paspampres hingga 2010. Selama bertugas mengawal orang nomor satu di Republik Indonesia, dia sudah mengikuti kunjungan ke 27 negara di dunia.

Sesudah di Paspamres, Doni kemudian diberi kepercayaan menjadi Danrem 061 Surya Kencana Bogor. Hanya beberapa bulan menjadi Danrem di Bogor, dia kembali diberi kepercayaan menjadi Wadanjen Kopassus.

Salah satu tugas yang melambungkan namanya adalah ketika ditugaskan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Wakil Komando Satuan Tugas untuk pembebasan kapal MV Sinar Kudus yang dibajak oleh perompak Somalia. Atas keberhasilan itu pangkat Doni dinaikkan setingkat menjadi Brigadir Jenderal.

Bulan April 2012, Doni mengikuti pendidikan PPSA XVIII di Lemhannas. Baru empat bulan di Lemhannas, Doni dipromosikan menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) sejak 2012 hingga 2014.

Setelah dua tahun menjabat sebagai orang nomor satu di Paspampres, Doni berturut-turut mengemban posisi startegis. Dia menjadi Danjen Kopassus selama setahun pada 2014, menjadi Pangdam Patimura dari 2015 hingga 2017, Pangdam Siliwangi pada 2017, dan terakhir menjabat Sesjen Wantannas pada 2018.

Setelah dilantik sebagai Kepala BNPB, Letjen Doni langsung memprioritaskan permasalahan di beberapa wilayah yang mengalami bencana, baik itu di Lombok, Palu-Donggala Sulawesi Tengah (Sulteng), Banten, Lampung, hingga Cisolok Sukabumi Selatan.

Selain itu, Doni mengaku, lembaga yang dipimpinnya akan menyusun sebuah program untuk memperluas mitigasi bencana. (A/R06/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)