Jakarta, MINA – Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) LPPOM memfasilitasi sertifikasi halal untuk lebih dari 100 unit penggilingan daging di 19 provinsi, sebagai langkah strategis memperkuat mata rantai halal nasional dari sisi hulu.
Inisiatif tersebut diluncurkan dalam acara puncak Festival Syawal 1446 H di Jakarta, Selasa (6/5), yang menyoroti pentingnya sertifikasi halal di tahap awal produksi, khususnya bagi pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) di sektor kuliner seperti bakso.
Direktur Utama LPPOM, Muti Arintawati menjelaskan, sebanyak 103 jasa penggilingan difasilitasi sertifikasinya, 72 secara mandiri dan 31 di Bangka Belitung dengan dukungan Bank Indonesia.
Dia mengatakan LPPOM juga meluncurkan proyek percontohan penggilingan halal di Bogor dan Makassar.
Baca Juga: Kemenag Ingatkan Bahaya Haji Tanpa Antre Pakai Visa Non-Resmi, Bisa Ditahan dan Dideportasi
“Ini bentuk komitmen nyata untuk memberdayakan UMK agar memenuhi kewajiban sertifikasi halal,” ujarnya.
Edukasi dan sosialisasi halal juga telah dilakukan secara massif kepada lebih dari 1000 peserta di seluruh Indonesia. Pendekatan itu menjadi langkah awal penting untuk membangun rantai pasok halal yang utuh dan berkelanjutan.
Sementara Ketua Asosiasi Pedagang Mie dan Bakso (APMISO), Lasiman, menyatakan, pada 2024 lebih dari 70 persen daging sapi di pasar diserap oleh pedagang bakso, namun hanya 1,5 persen di antaranya yang sudah tersertifikasi halal.
“Ini memperlihatkan pentingnya penguatan jaminan halal dari hulu dalam sistem jaminan produk halal,” katanya.
Baca Juga: Dukung Penuh Pidato Menlu RI di ICJ, MUI Serukan Aksi Global untuk Palestina
Pemerintah menargetkan 3,5 juta sertifikat halal diterbitkan hingga akhir 2025.
Menteri Koperasi dan UKM, Maman Abdurahman, dalam sambutan daringnya, menyerukan kolaborasi lintas sektor untuk mengejar target tersebut.
“Untuk itu diperlukan kolaborasi antar-kementerian dan lembaga. Saya juga berharap akan muncul kolaborator baru untuk mempercepat target tersebut. Terima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi dalam terselenggaranya acara ini,” imbuhnya.
Indonesia kini menempati peringkat ketiga dalam Indeks Ekonomi Islam Global 2023, menurut M. Syukron Habiby, Senior Vice President Islamic Ecosystem Bank Syariah Indonesia, menunjukkan posisi strategis Indonesia di pasar halal global.
Baca Juga: Strategi Pembebasan Al Aqsa: UMJ Gelar Diskusi Buku Prof. El-Awaisi
Selain itu, Deputi Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, Anna Setyawati, menyebut penguatan rumah potong hewan, juru sembelih halal, serta edukasi masyarakat sebagai bagian dari strategi nasional halal.
Aspek spiritual juga ditegaskan oleh Herman S. Ag dari Biro Dikmental DKI Jakarta.
“Produk halal menyangkut akidah. Setiap Muslim wajib memastikan kehalalan apa yang dikonsumsi,” katanya.
LPPOM menyatakan program Festival Syawal tersebut merupakan bagian dari visi jangka panjang membangun ekosistem halal nasional yang kompetitif secara global, seiring dengan ambisi Indonesia menjadi pusat industri halal dunia.
Baca Juga: Anggota DPR RI Alamudin Dimyati Rois Meninggal Dunia
Direktur Bisnis dan Kewirausahaan Syariah KNEKS sekaligus Plt Direktur Industri Produk Halal, Putu Rahwidhiyasa, menyampaikan bahwa penguatan penggilingan daging halal adalah bagian penting dari rantai nilai halal global.
“Indonesia sebagai bagian yang kuat dari Halal Value Chain dunia, mempelopori traceability produk halal global dengan Halal Assurance System yang terpercaya,” jelasnya.
Ia menekankan pentingnya program pembinaan dan skema insentif untuk sektor penggilingan daging.
“Perlu program pembinaan dan sertifikasi halal massal untuk sektor ini. Diperlukan pula skema insentif bagi pelaku usaha yang berkomitmen pada kehalalan proses produksi. Kami mengapresiasi LPPOM atas komitmen dalam menggerakkan halal dari hulu,” pungkasnya.[]
Baca Juga: Udara Jakarta Selasa ini Tidak Sehat untuk Kelompok Rentan
Mi’raj News Agency (MINA)