Jakarta, 21 Jumadil Awwal 1437/29 Februari 2016 (MINA) – Dosen psikologi Universitas Al-Azhar Indonesia, Wirianingsih mengatakan, Al-Quran adalah unsur terpenting dan harus dijadikan landasan dalam mendidik anak.
Ia menyampaikan hal itu pada Seminar Parenting Qur’ani di Islamic Book Fair (IBF), Istora Senayan, Jakarta, Senin (29/2).
“Selama 30 tahun terakhir Al-Quran dijadikan basis pendidikan anak dalam perkembangan pendidikan, karena salah satu generasi qurani adalah anak yang saleh,” kata Wirianingsih.
Ia mengatakan, orang tua adalah sekolah pertama dalam pertumbuhan anaknya, karena itu dalam pengasuhannya, para orang tua juga harus memperhatikan kepribadian anak mereka sejak mereka lahir hingga kembali kepada Allah.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Saat ini, orang tua cenderung menyepelekan usia kritis pada anak yang terjadi pada usia 13 hingga 15 tahun, anak-anak lebih didorong aktif dalam akademi dan tidak peduli akan perkembangan akhlak mereka yang berhenti berkembang.
“Hendaknya orang tua lebih memperhatikan dan melakukan pendekatan pada masa-masa tertentu pada anak, seperti halnya Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam ketika mendidik anaknya,” ujarnya.
Dia mengatakan, orang tua yang hanya mengunggulkan akademi bagi anaknya, maka saat dewasa anaknya akan haus ilmu, bukan mencari ilmu untuk kebaikan umat.
Dia juga menambahkan, pendekatan pada anak dilakukan dalam tiga fase. Fase pertama adalah tujuh tahun pertama anak, fase kedua adalah tujuh tahun kedua, dan fase ketiga adalah fase tujuh tahun terakhir.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Sebagai akhir dari seminar tersebut, ia mengatakan bahwa orang tua harus mementingkan visi dan misi berbasis Al-Quran dalam mendidik anak sehingga mampu membangun militansi anak, serta memaksmimalkan halaqoh keluarga jika memiliki anak yang banyak. (L/mar/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain