Jakarta, MINA – Pengelola Kajian Epistemologi Profetik Masjid Kampus UGM Yogyakarta, Dr. (cand) H. Abdul Malik Usman, M.Si, menyampaikan, keberadaan Mmasjid kampus memiliki peran sentral dan strategis dalam membangun peradaban dan sebagai pusat pendidikan Islam karena memiliki SDM dan fasilitas lainnya yang lebih memadai.
Oleh karenanya kegiatan yang paling menonjol di masjid kampus berkenaan dengan aspek kecendikiawanan berbasis keislaman, yakni iman dan takwa.
Dosen Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) itu memaparkan, sejumlah peran dan fungsi masjid kampus antara lain menjadikan suasana kampus semakin religius yang dipadati warga kampus dan makin semarak syiar-syiar agama lainnya seperti: kultum, kajian, pengajian, peringatan Hari Besar Islam, seminar, lokakarya, dan lain-lain.
“Bahkan di masjid kampus harus ada kegiatan Kuliah Dakwah Intensif, dan kursus Bahasa Arab, juga Kegiatan tutorial dan mentoring keislaman secara berkelanjutan,” ujar Abdul Malik saat menjadi pembicara dalam seminar nasional di Ruang Utama Serbaguna Universitas Al-Azhar Indonesia, Jakarta, Kamis (23/2)
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Hujan Ringan hingga Sedang
Untuk itu, lanjut dia, dalam masjid kampus terdapat Unit Kegiatan Dakwah Mahasiswa (UKDM), kalau di UGM mempunyai Jama’ah Shalahuddin (JS) yang berpusat di masjid kampus UGM, bertujuan membina calon calon sarjana, ilmuan, calon pendidik dan kader dai.
Bahkan ada kegiatan yang muaranya adalah pembinaan karakter melalui kegiatan sosial kemasyarakatan dengan melibatkan mahasiswa seperti qurban, zakat fitrah dan bakti sosial di desa binaan.
Menurut Abdul Malik, kegiatan-kegiatan tersebut satu sisi berfungsi sebagai upaya titik temu atau integrasi interkoneksi dan interrelasi antara agama Islam dan sains sebagai dua hal yang merupakan satu kesatuan, di samping berfungsi meluruskan pandangan dikotomis antara agama dan sains.
“Bahkan ingin menegaskan, kajian ini bukan sebagai upaya Islamisasi Sains, seperti yang masih dilakukan beberapa tempat, melainkan sebagai upaya saintifikasi Islam,” imbuhnya.
Baca Juga: Sheikh Mahmoud Anbar: Empat Alasan Operasi Badai Al-Aqsa oleh Pejuang Palestina
Abdul Malik menambahkan, kajian-kajian di Masjid kampus tersebut jika dikaitkan dengan tema besar tentang generasi emas Indonesia 2045 menurutnyqa sebagai suatu ikhtiar yang strategis berdimensi futuristik.
“Generasi emas nantinya adalah mereka yang sudah dibekali dengan wawasan keilmuan yang memadai berbasis iman dan takwa juga berbasis masjid kampus,” pungkasnya.
Jika kita belajar pada sejarah masa keemasan Islam., lanjut dia, kegiatan kajian, penelitian dan pengembangan keilmuan semuanya berbasis di masjid, bahkan dapat dikatakan bahwa masjid adalah kampus baik fisik maupun atmosfir keilmuan.
Seminar nasional yang dilaksanakan secara hibrida atas kerjasama AMKI dengan Universitas Al-Azhar Indonesia ini mengambil tema “Peran Masjid Kampus dalam Melahirkan Generasi Emas Indonesia 2045.”
Baca Juga: Paripurna DPR Sahkan RUU Nomor 2 Tahun 2024 tentang Provinsi DKJ
Wakil Ketua PP AMKI Dr. Ir. H. Syarif Hidayat menjelaskan, kegiatan ini diselenggarakan dalam rangkaian pra Kongres Nasional III Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (AMKI), pada 9-11 Maret 2023 di Universitas Yarsi Jakarta.
Dia mengharapkan, dengan acara ini akan memberikan wawasan dan pemahaman mendalam tentang bagaimana pengelolaan masjid kampus dalam membentuk generasi emas 2045.
Kongres Nasional III AMKI ini sendiri mengambil tema “Revitalisasi Masjid Kampus untuk Merekat Kesatuan Bangsa dan Membangun Generasi Unggul Menuju Indonesia Emas 2045,” diagendakan akan diikuti 200 perwakilan dari Perguruan Tinggi anggota AMKI.(L/R1/P2)
Baca Juga: Menag RI Buka BAZNAS International Forum untuk Palestina
Mi’raj News Agency (MINA)