Jambi, MINA – Dosen Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Jambi (UNJA), Ahyauddin memberikan dua solusi untuk pekatnya polusi udara di Jakarta.
“DKI Jakarta itu kota bisnis dan juga pusat perkantoran baik pemerintah maupun swasta, tentu polusi yang dihasilkan dari aktivitas industri dan penggunaan kendaraan sangat tinggi,” kata Ahyauddin kepada MINA, Sabtu (19/8).
Ahyauddin menjelaskan, solusi pertama, yang sangat penting diperhatiakan oleh pemerintah adalah kebijakan dalam membangun gedung perkantoran atau gedung-gedung pusat bisnis dengan konsep taman hijau dalam mendukung terpenuhinya ruang terbuka hijau privat.
“Lajutnya, pembangunan gedung-gedung besar seperti, apartemen, hotel, sekolah-sekolah dan pusat pembelanjaan tersebut diharuskan dalam penyusunan dokumen amdalnya harus ada ruang untuk taman hijaunya yang didominasi dengan jenis tanaman yang penyerapan karbon dioksidanya tinggi,” ucapnya yang juga Akademisi kehutanan.
Baca Juga: Gandeng MER-C dan Darussalam, AWG Gelar Pelatihan Pijat Jantung
Ia menegaskan, pentingnya penanaman pohon peyerap karbon dioksida dengan tujuannya adalah dapat mengurangi pekatnya polusi udara di Ibukota Indonesia.
“Prinsip menanam pohon adalah bagian dari amal jariyah yang memberikan banyak manfaat bagi makhluk hidup tidak hanya manusia tetapi juga untuk makhluk Allah lainnya,” ucap Ahyauddin.
Yang kedua, sudah saatnya kebijakan pemerintah mendukung secara komprehensif menggalakkan kesadaran masyarakat untuk menimalisir penggunaan kendaraan pribadi yang berbahan bakar fosil menuju penggunaan fasilitas umum atau kendaraan berenergi listrik.
Untuk cuaca itu erat kaitannya dengan ada tidaknya ruang terbuka hijau ( RTH) baik itu ruang terbuka hijau publik seperti tamam kota maupun ruang terbuka hijau privat, bilamana RTH tidak banyak di pusat perkotaan tentu berimbas kepada suhu dan kelembaban yang tidak baik untuk kota tersebut. (L/R8)
Baca Juga: Doa Bersama Menyambut Pilkada: Jateng Siap Sambut Pesta Demokrasi Damai!
Mi’raj News Agency (MINA)