Jakarta, 15 Rabi’ul Akhir 1436/5 Februari 2015 (MINA) – Delegasi Majelis Syuro (DPR) Kerajaan Arab Saudi mengapresiasi dan mengaku takjub atas dunia Islam di Indonesia, utamanya pendidikan Islam di Indonesia.
Hal itu disampaikan ketua delegasi Abdurrahman bin Ahmed Haijan usai menerima penjelasan Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin tentang perkembangan pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta.
Delegasi yang dipimpin Abdurrahman itu beranggotakan Hamid bin Abdulrahman Alhasaan, Sultan bin Hasan Alsultan, Abdullah bin Saleh Alnejedi, Ghazi bin Faisal Bin Zaqr, Ahmed bin Salman Alsalman, dan Mohammad bin Abdullazizi Aba Hussian, serta beberapa orang dari Kedutaaan Kerajaan Saudi Arabia untuk Indonesia.
Mereka diterima oleh Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin, didampingi Kabag Pengkajian Al-Quran Mukhlis M. Hanafi dan Kabag TU Pimpinan, Khoirul Huda, di ruang kerja Menteri Agama. Menag diwakili Dirjen Pendis karena pada saat yang sama harus mengikuti rapat dengan MPR RI, demikian siaran pers Kemenag yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis.
Baca Juga: Menag Bertolak ke Saudi Bahas Operasional Haji 1446 H
Dalam kesempatan itu, Kamaruddin Amin menjelaskan perkembangan pendidikan di Indonesia. Menurutnya, pendidikan diurus tiga kementerian dan salah satunya berada di bawah naungan Kemenag.
Jadi, selain mengurusi hal ikhwal mengenai keagamaan, lanjut Kamaruddin, Kemenag juga diamanahi oleh pemerintah untuk mengurusi lembaga pendidikan keagamaan mulai dari dasar (RA) hingga perguruan tinggi.
Guru besar UIN Alauddin Makassar itu menambahkan bahwa kuantitas pendidikan keagamaan dan pendidikan Islam di Indonesia, mencapai 20 % dari total lembaga pendidikan di Indonesia.
Indonesia mempunyai 55 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), dan 600 lebih yang dikelola swasta. Selain itu, ada 70 ribu madrasah dengan jumlah murid sekitar delapan juta murid.
Baca Juga: Polisi Amankan Uang Rp150 M dari Kasus Judol
Di samping madrasah, ada pesantren yang memiliki kekhasan dan distingsi untuk mendidik generasi Indonesia. “Ada hampir 30 ribu pesantren dengan jumlah santri sekitar empat juta orang,” tambah Kamaruddin Amin.
Jalin Kerjasama
Mendengar hal itu, Abdurrahman bin Ahmed Haijan mengaku takjub dan mengapresiasi perkembangan pendidikan Islam di Indonesia.
Kepada Dirjen Pendidikan Islam, Abdurrahman menyampaikan maksud kunjungannya ke Indonesia, yaitu dalam rangka mempererat tali persaudaraan sesama umat Islam.
Baca Juga: Polisi Tangkap Satu DPO Kasus Judol, Uang Rp5 M Diamankan
Menurutnya, saat ini, banyak pihak yang berkepentingan untuk memecahbelah umat Islam. Untuk itu, lanjut Abdurrahman, pihaknya terus berusaha menjauhkan diri dari memperdebat hal-hal yang diperselisihkan.
Dalam kesempatan itu, Abdurrahman juga menyampaikan keinginannya untuk mengembangkan kerjasama antara Kerajaan Arab Saudi dengan pemerintah mau pun pihak swasta di Indonesia.
Ia mengatakan pihaknya ingin membangun hubungan yang serius, tentang pengajaran Bahasa Arab, sosial dan ekonomi dengan Indonesia.
Hal itu, tegas Abdurrahman, bahkan perlu diikat dan dikaitkan dalam sebuah kerangka kerja. “Untuk itu, jika diperkenankan, kami memohon data tertulis tentang gambaran yang telah pak Dirjen uraikan tadi, untuk kami sampaikan di Saudi,” tutur Abdurrahman.
Baca Juga: Syubban Fatayat Masjid At-Taqwa Cibubur Gelar Program Youth Camp di Purwakarta
Peran IDB
Dirjen Pendis pun menyambut baik permintaan delegasi, sembari menceritakan tentang bantuan dari Islamic Development Bank (IDB) yang sedikit banyak, mengubah wajah pendidikan Islam di Indonesia. Kamaruddin mengakui kontribusi besar dari bantuan IDB dalam mampu mengubah PTKIN di Indonesia, baik dari sisi kapasitas maupun kompetensi dosen hingga kuantitas mahasiswa meningkat drastis.
“Bahkan, saat ini, ada enam PTKIN yang sedang dibantu IDB untuk menaikkan statusnya menjadi lebih baik. Ke depan, kami berharap, IDB terus membantu lembaga pendidikan kami,” harap Dirjen.(T/R05/P2)
Baca Juga: UAR Beri Pelatihan Mitigasi Bencana di SDN Ragunan 05 Pagi Jaksel
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)